Lihat ke Halaman Asli

Dina Mardiana

TERVERIFIKASI

Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Eko Supriyanto Mengguncang Panggung Festival de Marseille

Diperbarui: 18 Juni 2018   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eko Supriyanto (tengah) diapit para penari Balabala asal Halmahera seusai pementasan Festival de Marseille, Sabtu 16 Juni 2018. (foto: Dokumentasi pribadi)

"Please Mbak nulis ya hehehe karena baru ini setelah 23 tahun wakil Indonesia."

Begitu penuturan Eko Supriyanto, penari Indonesia yang sudah malang-melintang di panggung seni mancanegara, melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan kepada saya.

Sejak diberitahukan oleh panitia Festival de Marseille, sebuah acara pagelaran seni tahunan yang digelar setiap musim panas di kota Marseille, bahwa Eko Supriyanto akan manggung di sana, tanpa berpikir dua kali saya langsung memesan tiket untuk dua pementasannya. 

Bagaimana enggak, ini kesempatan emas menyaksikan seorang seniman asli Jawa (beliau kelahiran Solo) yang mewakili Indonesia di sebuah ajang pertunjukan seni kaliber internasional. 

Ya, saya katakan internasional karena berlangsung di salah satu kota besar di Prancis, yang dihadiri tidak hanya warga Prancis saja, melainkan orang-orang asing yang kebetulan sedang berwisata ke Marseille. 

Ada beberapa wisatawan asal Amerika Serikat, bahkan saya sempat mengobrol dengan seorang warga Vietnam, yang saya kira tadinya orang Indonesia, dan sudah bertahun-tahun tinggal di Marseille.

antrian pengunjung Festival de Marseille yang hendak menonton pementasan tari Eko Supriyanto berjudul Salt, Sabtu 16 Juni 2018. (foto: Dokumentasi pribadi)

Di Indonesia saya belum tentu bisa menyaksikan pertunjukan beliau, meskipun tari-tarian yang dibawakan olehnya dan kelompok penari gadis remaja dari Jailolo, pernah dipentaskan di teater Salihara, Jakarta, setahun yang lalu. Selain karena biasanya pementasan di Salihara itu malam, jalan menuju ke sana itu loh... macetnya luar biasa, sementara rumah saya jauh di ujung dunia.

Papan pengumuman tari Balabala yang dipasang di luar gedung pertunjukan Festival de Marseille. (foto: Dokumentasi pribadi)

Dua tari-tarian yang dipentaskan Eko dan kelompok penarinya berjudul Balabala dan Salt yang digelar selama tiga hari sejak Jum'at 15 Juni 2018 kemarin, di Friche Belle de Mai, Marseille. 

Balabala merupakan sebuah tarian yang justru biasanya dibawakan oleh kaum lelaki di Jailolo, sebuah kota di pulau Halmahera, Maluku Utara yang sayangnya belum sempat saya kunjungi. 

Namun pada kesempatan kali ini, tari Balabala yang dijadikan tarian pembuka Festival de Marseille justru dibawakan oleh lima orang gadis remaja asli pulau tersebut berusia 17-20 tahun yang dipilih langsung oleh Eko selama kunjungannya ke sana atas undangan pemda setempat.

Eko Supriyanto dan para penari Balabala dari Jailolo, Jum'at 15 Juni 2018. (foto:Dokumentasi pribadi)

Berdasarkan penuturannya, berhubung nama Eko Supriyanto sudah dikenal sebagai salah satu penari latar Madonna, ia diminta untuk membantu mempromosikan pariwisata pulau rempah-rempah tersebut dengan menggunakan kekuatan dan kemampuannya sebagai penari. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline