Ternyata, menikmati keindahan gaun adibusana dalam sebuah pagelaran tidak melulu di kota Paris. Setidaknya, kali ini gaun adibusana (atau dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah haute couture) karya para perancang dunia ternama seperti Chanel, Karl Lagerfeld, Balenciaga, Pierre Balmain dipajang dalam sebuah pameran bertajuk Que Je T'Aime di Museum Seni Dekoratif, Keramik dan Fesyen di kota Marseille. Yup, Marseille yang lebih dikenal dengan kota pelabuhan punya museum fesyen, loh!
Asyiknya museum ini terletak nggak jauh dari apartemen yang saya tinggali. Kalau naik bus nggak lebih dari lima menit, kalau jalan kaki ya.. kira-kira dua puluh menitan lah. Kota Marseille memang kota pelabuhan yang letaknya di tepi Laut Mediterania, tapi Marseille punya juga perbukitan. Dan, apartemen saya letaknya di perbukitan ini.
Nah, di perbukitan biasanya terdapat kastil-kastil peninggalan bangsawan zaman kerajaan Prancis ketika masih menganut sistem monarki. Termasuk Kastil Borely, yang terletak di perbukitan dengan sebuah taman yang luaaaas sekali, bernama Parc Borely (atau Taman Borely).
Di Kastil Borely inilah digelar pameran baju-baju adibusana yang tampak anggun dalam warna-warna putih, pink, merah menyala. Tapi, ada juga gaun-gaun lainnya yang terkesan seksi (dan agak-agak erotis sehingga fotonya sengaja nggak saya tampilkan ya), atau ceria khas generasi hippies tahun 1950-an dengan corak bunga-bunga warna cerah.
Sesuai dengan temanya sih, Que Je T'Aime, artinya Bahwa Aku Mencintaimu, maka gaun-gaun yang ditampilkan pun disesuaikan dengan tema cinta atau warna-warna yang berhubungan dengan kasih sayang. Misalkan, ada gaun pernikahan yang serba putih karya rumah mode Chabana Couture.
Ada juga gaun malam yang didominasi warna pink karya Chanel dan Balenciaga. Tidak ketinggalan gaun karya rumah mode Givenchy, yang potongannya mirip dengan gaun yang dipakai putri-putri kerajaan zaman dulu dengan korset yang bikin perut terlihat kempes (tapi nggak bisa makan banyak). Padahal hari Valentine sudah lewat, yak.
Lalu ada pula gaun-gaun yang lebih simpel, atau lebih tepatnya rok, yang gayanya lebih modern seperti setelan two pieces dengan gambar hati di dada. Tidak ketinggalan rok atau setelan bunga-bunga a la hippies yang tren di tahun 50-an dan rok yang pernah dipakai Twiggy, model beken di zaman itu.
Berhubung gaun-gaun ini merupakan karya agung yang tidak biasanya dipakai untuk sehari-hari (makanya disebut adibusana), maka cocok banget dipamerkannya di Kastil Borely yang terkesan mewah dengan gaya arsitektur abad ke-18. Gaya bangunan pada masa itu di Prancis memang terkesan mewah dan klasik plus taman yang luaaas sekali dengan air mancur. Kesannya seperti berada di surga, ihiy.
Begitu pula dengan Kastil Borely yang arsitekturnya menyerupai Istana Versailles di dekat kota Paris, mirip banget mulai dari gaya bangunannya hingga tamannya. Hanya saja kastil Borely ukurannya lebih kecil terdiri dari tiga lantai. Kamar-kamarnya juga tidak sebanyak istana Versailles (saya nggak ngitung ada berapa, tapi nggak lebih dari sepuluh lah. Bandingkan dengan kamar di istana Versailles yang bisa mencapai berpuluh-puluh ruangan.
Kastil ini ternyata kepunyaan keluarga Borely yang kaya-raya dan hidup satu zaman dengan raja Louis XV. Kalau Kompasianer suka mempelajari sejarah Eropa, maka Kompasianer pasti paham raja Louis XV ini yang juga menikmati kehidupan mewah di istana Versailles, meskipun akhir hidupnya tidak setragis cucunya yang dipenggal di guillotine.
Di bagian depan kastil ini juga ada kafe yang sempat saya kunjungi, karena penasaran ingin mencicipi menu crpes yang ditawarkan. Ada sih menu-menu lainnya, tapi saya belum kesampaian makan crpes sejak tiba di Marseille. Dan, makan crepes di tengah-tengah kastil pastinya memberikan nuansa tersendiri (gaya banget yah, ha ha ha).