Lihat ke Halaman Asli

Dina Mardiana

TERVERIFIKASI

Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

[Fiksi Kuliner] Secangkir Cappuccino

Diperbarui: 6 Juni 2016   10:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen Secangkir Cappuccino (foto sumber: letroisiemeelement.fr)

Seperti biasa, kantin mulai ramai menjelang jam makan siang begini. Jam dua belas. 'Dia bakal datang nggak ya...,' batinku berharap. Sambil terus bertanya-tanya, aku melayani para pengunjung yang mulai berdatangan ke bilik kami.

"Mas, roti pisang bakarnya satu ya, pake keju sama susunya yang banyak," kata seorang gadis berambut panjang kepadaku.

Aku melirik sekilas gadis itu, lalu aku mengangguk. "Duduknya di mana, Mbak?"

"Di meja biru, sebelah kiri."

Aku mengangguk lagi.

Gadis itu kemudian pergi. Dia cantik. Kulitnya putih dan mulus. Wajahnya sering kulihat di layar televisi. Aku tahu dia artis. Teman-temanku sesama pedagang di kantin ini tiba-tiba saja mendadak salah tingkah apabila biliknya didatangi gadis itu.

Tetapi, justru bukan dia yang membuatku salah tingkah. Entah kenapa, wajah-wajah cantik serupa dan seragam seperti itu sudah cukup membosankan bagiku.

"Mas, cappuccino-nya satu." Kali ini suara seorang pria. Agak berat.

"Ya," jawabku tanpa menoleh. Sementara tanganku sedang asyik mengoles mentega lalu menaburi muisjes di atas selembar roti tawar.

"Mas, jangan lupa cappuccino-nya!" tegur suara itu lagi.

"Ya, nanti saya bikinkan. Duduknya di mana?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline