Lihat ke Halaman Asli

Dina Mardiana

TERVERIFIKASI

Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Pesawat Low Cost Carrier Murah, Tetapi...

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13724205971110160859

[caption id="attachment_251808" align="alignleft" width="300" caption="Garuda Indonesia selalu mengutamakan safety. Maka itu ada beberapa tahapan pengecekan mesin pesawat yang harus ia lalui di hanggar GMF."][/caption] Sebagai konsumen, kita cenderung memilih jasa transportasi yang terjangkau. Terutama pesawat. Kecenderungan ini lalu ditangkap oleh berbagai maskapai penerbangan sebagai peluang untuk mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya. Ini terlihat dari makin banyaknya maskapai penerbangan berbiaya murah, disebutLow Cost Carrier(disingkat LCC), yang sering menawarkan tiket promo. Harga tiket biasa saja sudah murah, apalagi kalau sedang promo. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia,loh, tetapi banyak negara lain, paling tidak, di Eropa juga. Saya cenderung menggunakan pesawat LCC untuk penerbangan antarnegara di Eropa yang kalau dijangkau dengan kereta akan memakan waktu (dan bisa lebih mahal). Apalagi, status saya waktu itu sebagai pelajar. Harga tiket pesawat dari maskapai yang sesuai pakem internasional dengan tiket LCC bisa lumayan jauh bedanya. Contoh, saya pernah mendapatkan tiket pesawat dari Milan ke Paris hanya dengan 25 Euro pulang-pergi, sudah termasukfueldansurcharge. Kalau harga normal, bisa mencapai di atas 50 Euro sekali jalan. Di Indonesia pun sama, kalau memang bisa mendapatkan tiket murah dari LCC, mengapa juga harus membeli tiket yang lebih mahal? [caption id="attachment_251809" align="alignright" width="300" caption="Control Room di GMF AeroAsia yang sudah terkomputerisasi untuk melakukan pengecekan mesin Engine Test Cell"]

13724207071156402271

[/caption] Tetapi, ternyata, mbakSiska TobingdariGaruda Maintenance Facilities (GMF) Aero Asia, mengemukakan beberapa fakta menarik. Bersama rekan-rekan Kompasianer, kami membongkar rahasia di balik pesawat yang memenuhi standar dengan yang 'kurang memenuhi standar' (ini kata-kata versi saya sendiri, loh  ya). Kami digiring mengunjungi hanggar berbagai pesawat komersil lokal dan internasional dari lima benua yang memanfaatkan jasa perawatan dari GMF (keren, yah !), juga masuk ke 'dapur' mesinnya pesawat. Di situ kami diperlihatkan bagaimana kelayakan mesin pesawat dicek melaluiTest Cell EnginedalamControl Roomyang sudah terkomputerisasi. Dengan misi menyediakan solusi perawatan pesawat terbang, GMF Aero Asia sudah pernah melakukan pengecekan untuk berbagai tipe pesawat, seperti Boeing 737 dan Fokker 28. [caption id="attachment_251810" align="alignleft" width="300" caption="Beberapa jenis pesawat dengan mesinnya yang pernah melalui proses Engine Test Cell di GMF"]

13724207741932326750

[/caption] Mbak Siska memaparkan bahwa ada tiga tahapan pengecekan mesin pesawat ketika ia masuk ke dalam hanggar pasca penerbangan. Ketiga tahapan pemeriksaan yang harus dilalui oleh semua jenis pesawat itu secara berurutan adalah A-check, C-check, dan B-check, yang dibagi-bagi lagi menjadi sub-tahapan. Tahapan A-check harus dilalui sebuah pesawat terbang yang telah menjalani 500 kali jam terbang. Nah, biaya maintenance pesawat terbang sebenarnya mencapai 80% dari total biaya operasional pesawat. Namun, pesawat LCC hanya melalui beberapa tahapan dari seluruh rangkaian maintenance pesawat, makanya biaya tiketnya menjadi lebih murah karena adanya pengurangan di biaya maintenance tersebut. Artinya, pengecekan dan perawatan mesin pesawat terbang seharusnya sesuai safety standard, namun pada pesawat LCC, ya safety standard ini menjadi kurang atau mungkin malahan tidak ada. [caption id="attachment_251811" align="alignright" width="300" caption="Senyum sumringah Kompasianers setelah mendapat pencerahan dari Pak Pikri Ilham Kurniansyah (berdiri paling kiri)"]

137242085119857654

[/caption] Oleh karena itu, BapakPikri Ilham Kurniansyah selakuSenior Manager Pre and Post Flight Services Garuda Indonesia, menuturkan bahwa jangan pernah membandingkan harga tiket LC C dengan tiket pesawat yang memang bagus mutunya. Garuda Indonesia, harus melalui semua tahapan pengecekan mesin tersebut karena faktor safety adalah nomor satu! Garuda Indonesia harus menjaga harga tiket di atas LCC, karena ia memiliki faktor safety awareness yang harus selalu dijaga standarnya, yaitu maintenance, fuel, ban (tyre), cara pengereman, dan jalur (track). Padahal, boleh dibilang, harga tiket Garuda Indonesia itu paling murah di kelasnya dengan fasilitas full-service. Di Indonesia, Garuda Indonesia belum mempunyai saingan yang setara. Makanya itu kelihatannya tiket-tiketnya selalu mahal, padahal apabila dibandingkan dengan tiket maskapai internasional lainnya yang termasuk 5 star, pak Pikri berani menjamin, Garuda Indonesia menyediakan tiket termurah dengan layanan prima, dan mengutamakan safety tentunya! Jadi, masih ragu pilih Garuda Indonesia? :) * * *



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline