Lihat ke Halaman Asli

Dina kamalia

MAHASISWI IAIN Jember

Tantangan Guru di Saat Wabah Covid-19

Diperbarui: 9 April 2020   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

By: Dina Kamalia Mursidah

Melihat begitu gentingnya virus ini menyebar yang awalnya hanya dari China kini menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, bisa dikatakan sekarang penduduk Indonesia positif terkena virus Corona mencapai sekitar 2 ribuan orang. Hal ini tentu membuat penduduk Indonesia untuk lebih was-was terhadap hal tersebut. 

Dampak dari adanya konflik 19 ini menyebabkan kegiatan atau aktivitas aktivitas berkerumun harus dihindari sampai semua pelajar atau mahasiswa yang biasanya menerima dan pendidikannya di sekolah-sekolah kini sistem tersebut diubah total dengan cara belajar sistem online atau mahasiswa menyebutnya dengan sebutan kuliah daring.

Kuliah daring sendiri merupakan kuliah dalam jaringan yang membutuhkan kota serta Jaringan yang kuat agar tetap terhubung dengan server pembelajaran tentunya dalam situasi seperti ini guru harus sigap dalam mengatasi model pembelajaran. Guru harus up to date terhadap informasi dan teknologi agar tidak Ketinggalan informasi Selain itu guru juga harus bisa mengoperasikan e-learning ( electronic learning) atau belajar menggunakan elektronik .

peran guru di saat pandemi cowonya ini yaitu tetap mengadakan forum pembelajaran yang berupa diskusi ataupun pemberian tugas kepada peserta didiknya.  guru yang sudah mengaplikasikan model pembelajaran tersebut misalnya pembelajaran yang terjadi pada mahasiswa sekarang ini di mana pembelajaran tersebut dilaksanakan dirumah masing-masing dengan menggunakan jaringan.

Dosen di sini melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai macam metode dan aplikasi, aplikasi yang digunakan seperti zoom,e- learning, classroom dan sebagainya. Metode yang digunakan oleh dosen bermacam-macam ada yang menggunakan metode diskusi yaitu sebelumnya dosen membagi beberapa kelompok kemudian dari masing-masing kelompok tersebut mempresentasikan hasil diskusi nya dengan cara mengirim file ke kelas online yang telah disediakan oleh dosen tersebut.

Model yang kedua berupa tanya jawab jadi di sini peran guru atau dosen lebih banyak di mana seorang guru memberikan materi yang telah di upload di e- learning kemudian setelah mahasiswa membaca materi tersebut versus selanjutnya yaitu adanya feedback. Dimana guru atau dosen menanyakan kepada mahasiswanya mana yang belum paham.  setelah itu dosen memberikan latihan soal kepada mahasiswanya.

Model ini cukup efisien diterapkan karena dengan metode tanya jawab guru bisa mengetahui tingkat kemampuan mahasiswanya sampai mana. Akan tetapi dari adanya pembelajaran online ini menurut penulis kurang efektif karena terdapat problem yang menghambat yaitu sulit mengakses e-learning  tersebut entah itu kesulitan dalam penggunaannya ataupun dalam cara mengakses nya seperti peserta didik yang tinggal di desa akan kesulitan mendapatkan jaringan yang bagus ataupun ketika peserta didik tersebut mau log in ternyata ada masalah dengan akunya.

Bagaimana tanggapan kalian dengan adanya kelas online ini, apakah efektif?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline