Kota Bekasi merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki risiko efek perubahan iklim yang tinggi. Kerentanan kota yang besar meningkatkan keterpaparannya terhadap potensi dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim akibat pemanasan global memiliki banyak dampak terhadap kehidupan dan sangat sulit untuk dihindari. Perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer, dan variabilitas iklim disebabkan oleh faktor alam.
Fenomena perubahan iklim sulit dihindari dan berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Efek paling merusak dari perubahan iklim terlihat jelas di beberapa sektor. Di bidang pertanian, perubahan iklim memengaruhi praktik budidaya, menurunkan hasil panen, mengubah intensitas panen, infestasi, dan penyakit lainnya. Keanekaragaman hayati terganggu di sektor kehutanan dan risiko kebakaran hutan juga meningkat. Di bidang kesehatan skala serangan penyakit menular terutama penyakit yang ditularkan melalui air dan vektornya seperti DBD, Malaria dan diare juga diperkirakan akan meningkat.
Meningkatnya suhu global meningkatkan risiko bencana terkait iklim seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, panen, keanekaragaman hayati, kenaikan permukaan laut, dan kesehatan manusia.
Adapun tindakan yang dapat digunakan untuk menanggulangi dampak perubahan iklim dengan penanaman mangrove yang berupaya dalam menangani perubahan iklim. Hutan mangrove memainkan peran penting dalam strategi mitigasi Iklim. Hutan mangrove memiliki kemampuan untuk menyimpan lebih banyak karbon. Banyaknya karbon tersimpan di bawah pohon bakau daripada di atas tanah dan air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H