Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng utama, yaitu Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik Timur serta Lempeng Indo-Australia di selatan, membuat Indonesia rawan terhadap bencana alam. Bencana yang sering dijumpai yaitu Bencana Banjir. Banjir adalah peristiwa atau situasi di mana suatu daerah atau negara menjadi banjir karena peningkatan volume air.
Kota Mojokerto merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Mojokerto terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu Magersari , Kranggan , Prajurit Kulon. Wilayah perkotaan Mojokerto 22 meter di atas permukaan laut dan kemiringan tanah 0% hingga 3%. Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa Kota Mojokerto memiliki permukaan yang relatif datar sehingga memperlambat aliran sungai/kanal dan mempercepat pengendapan yang pada gilirannya menimbulkan kecenderungan banjir di berbagai bagian kota saat hujan.
Dengan kejadian banjir yang melanda Kota Mojokerto menimbulkan banyak kerugian baik materi maupun ekonomi. Pada Januari 2017, banjir melanda banyak kota dan wilayah administratif di Jawa Timur, termasuk Kota Mojokerto hingga mengakibatkan 150 orang menderita. Kemudian pada bulan Februari, kota Mojokerto mengalami banjir dan menelan 6.466 korban jiwa yang menderita, 63 orang mengungsi dan 2 rumah rusak. Ini berlanjut hingga Maret ketika 975 orang terkena dampak banjir dan 84 orang mengungsi. Banjir kembali terjadi pada bulan November, mempengaruhi 2.400 orang yang terkena dampak banjir.
Banjir kembali terjadi pada Februari 2018 dan tidak memakan korban jiwa. Ini akan berlanjut hingga Maret. Pada bulan Desember, banjir kembali terjadi dan tidak memakan korban. Pada tahun 2019, kota Mojokerto kembali mengalami banjir pada bulan Januari yang melukai hingga 90 orang dan merusak 16 rumah serta 1 rumah sakit.
Kemudian, pada bulan Maret, banjir kembali terjadi, menewaskan hingga 800 orang dan tidak ada kerusakan bangunan di sini. Bulan berikutnya, 1.108 korban dan satu rumah terkena dampaknya. Di penghujung tahun 2019, tepatnya di bulan Desember, banjir kembali menyebabkan 120 korban jiwa. Pada Tahun 2020 bulan maret kota Mojokerto mengalami banjir yang memakan 200 korban jiwa, 1 peribadatan dan 1 kios terdampak. Bulan selanjutnya 1 peribadatan rusak. Pada tahun 2021, banjir kembali melanda pada bulan Januari, menewaskan 1.177 orang dan tidak menyebabkan kerusakan bangunan pada tahun tersebut.
Penyebab utama seringnya terjadi banjir di Kota Mojokerto adalah curah hujan tinggi yang berdampak pada meluapnya sungai-sungai. Ada juga tanaman alami yang menghalangi aliran sungai, beberapa tunggul pohon yang patah, dan tumpukan sampah rumah tangga yang hanyut ke sungai.Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi bencana banjir Kota Mojokerto dengan menjaga Lingkungan sekitar terutama Lingkungan aliran air, melaksakan kegiatan reboisasi serta mengurangi pembungan sampah sembarangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H