Lihat ke Halaman Asli

Mengkramatkan Kuburan adalah Haram, Membongkar Cagar Budaya adalah Kedustaan

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita bisa melihat bagaimana peristiwa yang terjadi di Priuk baru-baru ini. Peristiwa yang sangat disayangkan bagi kita semua. Dua kali peristiwa Priuk terjadi di Indonesia dan kasusnya kurang lebih “sama”.

Untuk kali ini kita membahas masalah ini dari sudut Islam. Orang diluar Islam dan yang tidak mengerti tentang hukum Islam akan menganggap bahwa Islam adalah agama mistik! Karena selalu disuguhi oleh tayangan-tayangan mistik dan kuburan-kuburan keramat yang semua itu adalah dilakukan oleh orang Islam. Dan hal itu adalah sebuah kesyirikan.

Dari segi hukum Islam, syirik merupakan perbuatan yang sangat tercela, bahkan Allah sangat tegas dalam hal ini. Yaitu tidak akan mengampuni dosa-dosa Syirik.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An-Nisa’ : 48).


Lalu apa hubungannya dengan berziarah dikuburan? Rasulullah Bersabda

Dari Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Dulu aku melarang kamu sekalian menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia." Riwayat Muslim. Tirmidzi menambahkan: "Karena ia mengingatkan akan akhirat."


Di awal-awal Rasulullah sangat takut sekali bahwa umat Islam bisa tergadaikan aqidahnya atas kuburan-kuburan orang-orang yang dianggap sholeh. Karena dari kasus sebelumnya, Rasulullah sudah banyak sekali melihat orang-orang jahiliyah, Yahudi dan Nashrani menjadikan kuburan orang-orang shaleh menjadi tempat peribadatan mereka. Ketika ditanya oleh Rasulullah kenapa mereka membuat hal-hal seperti itu “menyembah” kuburan. Mereka (orang-orang Jahiliyah, Yahudi dan Nashrani) itu menjawab “Kami tidak menyembah kuburan, tetapi kami berdo’a melalui perantara orang shalih yang sudah meninggal ini” Insya Allah kurang lebih seperti itu.

Karena itu Rasulullah bersabda:

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: "Allah memusuhi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai masjid." Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: "Dan orang-orang Nasrani."


Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam

Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al Baqarah [2]: 22)

Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma –yang sangat luas dan mendalam ilmunya- menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan,”Yang dimaksud membuat sekutu bagi Allah (dalam ayat di atas, pen) adalah berbuat syirik. Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline