Datsun Risers Expedition (DRE) tidak hanya mengajak para risers mengarungi jalanan Kalimantan tapi mengarungi sungainya juga. Sungai yang kami arungi yaitu sungai Amandit, Loksado, Kalimantan Selatan. Sungai ini berdekatan dengan tempat kami menginap yaitu Meratus Resort. Jadi halaman atau pemandangan dari Meratus Resort adalah sungai Amandit. Pemandangannya kaya foto dibawah ini.
Hari ini, 20 Januari 2016 adalah hari kedua DRE Etape 2 Kalimantan. Setelah selesai melakukan Corporate Social Responsibily (CSR) di SDN Loklahung yang letaknya juga tidak jauh dari penginapan, kali ini Datsun mengajak para Risers untuk melihat alam Kalimantan melalui sungainya. Melalui program Datsun Risers Expedition ini, Datsun tidak hanya mengajak masyarakat untuk mengetahui performansi mobilnya tetapi juga melihat keindahan alam nusantara sehingga wisata di Indonesia dapat diketahui oleh banyak orang.
Sekitar pukul 04.00 sore WITA, para risers sudah siap di pinggir sungai. Kami akan mengarungi sungai menggunakan perahu bambu atau kalau di Jakarta disebut "getek". Satu perahu diisi oleh tiga orang penumpang dan satu pengemudi yang merupakan warga lokal suku dayak. Namun jika penumpangnya memiliki berat badan berlebih maka penumpangnya hanya diperbolehkan dua orang saja.
Oke sebelum berangkat, jangan lupa mengabadikan momen dulu.
Sungai Amandit ternyata tidak terlalu dalam, tetapi di beberapa titik kedalamannya dapat menenggelamkan orang dewasa. Airnya juga cukup jernih. Awalnya kami agak ngeri takut tercebur sehingga setiap ada arus yang besar kami selalu berpegangan di bambu dibawah kursi penumpang karena itu yang diperintahkan oleh pemandu atau pengemudi perahu kami. Kami bersemangat sekali untuk mengarungi sungai Amandit.
Perjalanan berlangsung 2 jam. Awalnya sangat bersemangat hingga di tengah-tengah perjalanan kami bosan. Arus sungainya hanya beberapa titik yang menantang selebihnya arusnya tenang. Akhinya kami bertiga mengobrol di atas perahu sambil sesekali berpegangan ketika ada arus yang besar. Di tengah perjalanan, hujan turun cukup deras. Kami jadi senang karena arus menjadi semakin besar.
Dalam perjalanan pemandangannya sangat indah. Terlihat bukit-bukit dan juga masyarakat sekitar yang memiliki rumah di dekat sungai. Di beberapa titik terdapat anak-anak yang mandi di sungai. Jadi kami dapat menikmati sungai sambil melihat pemandangan sekitar.
Yang membuat seru juga adalah atraksi bapak yang mengemudikan perahu kami. Dia mengendalikan perahu ini dan melindungi kami. Terimakasi ya pak :) Dia mengeluarkan tenaga yang besar untuk mengendalikannya. Jika ada arus yang besar atau batu besar yang menghalangi, bapak ini sampai melompat-lompat agar perahu tetap stabil berjalan dan kami terdindungi. Ada pengemudi di perahu lain yang tercebur ke sungai karena arus sungai yang besar dan dia terpeleset ketika mengendalikannya. Namun bapak ini tidak banyak berbicara. Ketika kami menanyakan sesuatu pun dia menjawab dengan tidak jelas. Mungkin bahasanya berbeda.
Di tengah perjalanan, banyak risers di perahu yang lain menyeburkan diri ke sungai untuk berenang. Kami juga tertarik untuk melakukannya, namun ketika kami bertanya ke bapak pengemudi dia hanya melihat kami. Pandangannya agak seram, kami jadi enggan untuk berenang dan kami berpikir mungkin nanti ada saatnya berenang seperti ketika dulu beberapa kali rafting dengan perahu karet (arung jeram). Namun ternyata hingga akhir perjalanan tidak ada kesempatan untuk berenang. kecewa :(
Perjalanan seru dengan tawa dan canda antar risers ketika berpapasan. Perjalanan kali ini diawali dengan excited kemudian bosan di tengahnya karena lama, diguyur hujan, perut jadi lapar hingga kami bertiga mencium bau indomie dan di akhir perjalanan menjadi seru karena arus yang menantang dan canda dari para risers sehingga kami ingin melanjutkan lagi ketika perjalanan sudah selesai.
Selesai mengarungi sungai, badan kedinginan karena diguyur hujan. Kami dibawa dengan mobil menuju penginapan. Sampai di penginapan disedikan mie dalam cup oleh panita. Nikmat :)