Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, lahir pada tahun 450 H/1058 M di Thus, Kurasan dan meninggal pada 505 H/1111 M. Dibarat ia dikenal dengan nama algazel. Pendidikan awalnya di Thus, dibawah asuhan seorang pendidik dan ahli tasawuf. Setelah menamatkan sekolahnya, ia bergabung dengan nizamul muluk, yaitu kelompok para cendikiawan di Baghdad.
Karena banyaknya korupsi dikalangan ulama, akhirnya ia meninggalkan Baghdad dan tinggal di Yerussalem. Disana, ia berjanji akan 3 hal, yatu : tidak akan mengunjungi balairung raha, tidak akan menerima hadiah dari raja, dan ridak akan pernah ambil bagian dari diskusiyang tidak bermanfaat.
Menurut catatan sejarah, karyanya mencapai 300 buku, namun tidak bisa diselamatkan karena serangan di bahhdad oleh tentara mongol yang dibakar dan dibuang ke laut. Diantara karya nya yang masih tersisa antara lain : maqasid alfalasth,ihya ulumuddin, mi'yar al-ilm, al maukul, al qahiz, mizaln al amal, misykat al anwar, makatib al gazali, dll.
Al-Ghazali berpendapat bahwa kepatuhan pada raja didasarkan atas kenyataan bahwa tuhan memilih raja dan menganugrahkanya kekuaran serta cahaya ilahi. Ia juga menyarakan adanya hubungan antara politik dan agama. Menurutnya, penguasa adalah bayangan Nya sehingga rakyat wajib turu, dan tidak boleh membangkang selagi berada di syariatnya. Dengan demikian menurut alghazali sistem pemerintahan dapat disebut teokrasi, dan dibagi menjadi dua :
- Teori teokrasi langsung, yaitu yang berkuasa di bumi itu adalah tuhan. Misalnya raja-raja di mesir dahulu menganggap bahwa dirinya adalah tuhan
- Teori teokrasi tidak langsung, yaitu yang berkuasa dibumi bukanlah tuhan sendiri yang memerintah, melainkan raja atas nama tuhan.
Sumber kekuasaan ada 3, yaitu
- Teori ketuhanan, bahwa kekuasaan berasal dari tuhan
- Teori kekuatan, bahwa kekuasaan adalah hasil dari persaingan
- Teori kontrak social, kekuasaan merupakan hasil dari perjajian masyarakat
Penguasa harus jujurl adil dan amanah, dengan unsur-unsur pokok :
- Pada hakikatnya kekuasaan merupakan nikmat dari Allah
- Senantiasa mendengarkan petuah dari ulama
- Senantiasa tidak pernah merasa puas dengan keadaan
- Harus bersifat pemaaf
- Penguasa harus juga membayangkan dan merasakan menjadi rakyat
- Jangan memandang rendah kepada orang-orang yang menunggu diluar pintu
- Jangan sibuk mengurusi keinginan pribadi
- Jangan bersikap kasar
- Bersungguh-sungguh mendapat ridha rakyatnya
- Jangan bertentangan dengan hukum syara'
Alghazali menjelaskan bahwa moral dan politik adalah saudara kembar. Semua ajaran islam dirujukan kepada pendirian ini, yaitu terwujudnya moral politik dan tercapainya politik mora;. Prinsip kekuasaan menurut al ghazali adalah amanah dan jujur. Manusia sebagai makhluk social disebabkan oleh dua hal, yaitu
- Kebutuhan akan keturunan demi kelangsungan hidup manusia
- Saling membantu dalam penyediaan bahan makanan, pakaian dan pendidikan anak untuk membangun generasi yang lebih baik
- Menurutnya, ada beberapa unsur untuk menegakkan negara, diantaranya :
- Pertanian, untuk menghasilkan bahan makanan
- Pengembalaan untuk menghasilkan daging dan binatang ternak
- Perburuan dan pertambangan
- Pemintalan, untuk pembuatan pakaian
- Pembangunan, untuk tempat tinggal dan sarana public
Selain itu, untuk mewujudkan kebutuhan manusia diperlukan pembagian tugas antara masyarakat dan industry. Bagi alghazali profesi politik meliputi 4 hal, yaitu :
- Departemen Agraria untuk menjamin kepastian ha katas tanah
- Departemen pertahanan dan keamanan
- Departemen kehakiman untuk menyelesaikan sengketa
- Departemen ilmu hukum atau kejaksaan
Macam-macam penguasa menurut alghazali
- Penguasa yang menjauhkan dirinya dan pengawalnya dari sesuatu yang haram. Ia akan mendapatkan pahala seperti mujtahid, shalatnya bagaikan sholat 7000 rokaat
- Penguasa yang hidupnya selalu berfoya-foya dengan para pengawalnya. Maka ia akan mendapatkan dosanya sendiri dan rakyatnya
- Penguasa yang menjauhkan dirinya sendiri dari dosa sementara membiarkan rakyatnya melakukan dosa, maka ia bagaikan orang yang menjual akhiratnya dengan dunianya orang lain
- Penguasa yang berfoya-foya dan menjauhkan rakyatnya dari dosa. Maka ini adalah kejelekan orang pandai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H