Suatu hari dalam perjalanan pulang menuju Medan,saya bertemu dengan seorang ibu muda yang juga seiman dengan saya.Pertemuan singkat itu membuat kami seperti sahabat yag sudah lama kenal sehingga ia memutuskan untuk berangkat bersama dengan saya dengan mobil yang sama. Kami duduk bersampingan dan juga banyak berkisah tentang suka duka hidup yang kami jalani. Singkat cerita dari semua kisah yang diceritakannya ada satu hal yang membuatku terenyuh dan seolah tak berdaya.
Kenyamanan hatiku terusik oleh pahit getirnya kehidupan yang dialami oleh ibu muda tersebut. Bahkan perasaanku ikut menjadi kelabu setiap kali saya mendengarkan pertanyaan yang sama," Suster,sampai kpan aku bersabar dengan penderitaan hidup yang kualami ? Sampai kapankah aku bisa bertahan dengan kondisi hidupku yang lebih berwarna tangisan daripada kegembiraan? Saya tidak tahu apakah hembusan nafasku masih bisa menopang sekujur tubuhku bila mengingat semua ulah dan kelakuan suamiku? Sampai kapankah aku terus memohon kepada Allah yang katanya Mahapeduli tetapi rasanya permintaanku belum ada tanda-tanda nyata?
Pertanyaan Ibu itu barangkali juga menjadi pertanyaan kita dalam menjalani hidup. Banyak jenis atau aneka peristiwa yang kita alamai setiap saatnya. Ada yang orang yang dengan mudah menggapai angan dan cita-citanya. Ada juga orang yang menunggu lama agar harapannya terkabul namun tak kunjung berbuah. ADa juga orang yang harus berjuang mati-matian agar dapat mewujudkan harapannya. Apakah ada yang salah dengan kata sabar disana ? Tentu tidak. Ingat saja bahwa setiap harapan kita mesti dibarengi dengan doa. Dalam doa yang kita mohon adalah rahmat dan bukan kutuk,dalam doa yang kita mohon adalah kebaikan dan bukan celaka.
Banyak orang berkata, "menunggu adalah penantian yang sangat membosankan. Membosankan karena tidak setia dan tekun pada proses. Tidak semua yang kita harapkan itu dapat terjadi dalam sekejap. Meskipun demikian,saya harus tetap menumbuhkan "permata" ini para sahabat terkasih bahwa kesabaran itu tidak bisa diukur dengan waktu.
Di balik setiap peristiwa yang telah kita alami, baik yang sudah berlalu,saat ini dan yang akan kita jalani selalu ada hikmahnya. Kesabaran itu akan berbuah pada saatnya dan buahnya adalah ssesuatu yang manis. Sebelum itu terjadi baiklah kita memupuk kesabaran itu dengan usaha yang maksimal . Yakinlah apa yang kita harapkan pasti terjadi sebab Allah telah menjajjikan hal indah bagi kita. Dia tidak berjanji membuat langit akan selalu biru namun Dia berjanji akan selalu menyertai.
Nah,Santa Monika adalah teladan kesabaran. Hampir dua puluh tahun ia menunggu agar harapannya terkabul terkait dengan pertobatan sang suami dan anaknya St.Agustinus yang kini menjadi santo dan seorang pujangga yang terkenal? Kita bisa membayangkan waktu yang dua puluh tahun betapa lamanya,bukan ?
Tapi St. Monika tetap sabar sembari setia pada setiap doa-doanya. Akhirnya kesabaran St.Monika berbuah kemanisan setelah orang yang dikasihinya itu,orang yang disayangi itu dipeluk oleh Allah,dituntun oleh Allah dan kembali ke pangkuan Gereja. Dan setelah mimpinya menjadi nyata perjuangannya yang sangat lama tidak terasa lagi. Tetesan air mata dan bahkan penantiannya Setiap hari tidak sebanding dengan kebahagiaan yang dialaminya.
Para sahabat terkasih, saya sangat yakin bahwa Allah tahu setiap masalah yang kita hadapi. Ia mengerti kegundahan ,kekecewaan,bahkan kecemasan hati kita sekalipun.Ia memahami derita yang silih berganti menerpa kita. Kesabaran dan iman kita diuji seiring rentang waktu dan peristiwa yang kita jalani. Allah akan memperhitungkan setiap tetesan air mata kita.
Alangkah lebih baik jika kita bersabar daripada melakukan sesutu yang tidak baik. Sebab itu akan merugikan diri kita dan merugikan orang lain Ada saatnya kita akan berkata " Akhirnya yang dinanti-nanti kini sudah tiba" Atau " Akhirnya mimpiku menjadi kenyataan". Hal yang sangat menyenangkan kietika kita mampu bersyukur disetiap peristiwa yang kita alami.
Di akhir ulisan ini saya hendak membagikan kutipan favorit saya dari Injil Mateus,Menjadi favorit karena kutipan ini adalah motto panggilan saya. Dan setiap kali mengingat dan menuliskan motto ini saya sungguh mengalami kekuatan. Kutipan ini juga sekaligus memupuk rasa optimis dan kesabaran saya. Yesus mengatakan, "Datanglah kepadaku kalian yang memikul beban berat dan Aku akan memberikan kelegaan kepadamu (Mateus 11:28).