Lihat ke Halaman Asli

Dina Finiel Habeahan

be do the best

Mencintai dengan Hati Bukan dengan Pikiran

Diperbarui: 16 Maret 2021   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saya pernah menuliskan sebuah artikel dengan judul " Cinta adalah dasar atas apa yang kulakukan". Dan beberapa saat ini saya ditantang bagaimana saya harus mengaktualisasikan cinta itu dalam segala aspek kehidupanku. 

Beberapa waktu yang lalu, pihak kampus mengutus mahasiswa semester enam untuk melakukan praktek lapangan diberbagai sekolah. KA Prodi mengumumkan bahwa Mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok bukan berdasarkan NIM ataupun kelas melainkan digodok dari beberapa kelas. 

Awal ketika mendengar pengumuman saya mulai cemas. Saya berpikir bahwa saya akan kesulitan jika saya mendapatkan teman kelompok dari kelas lain. Dugaan saya itupun benar,teman kelompok saya berasal dari kelas yang berbeda yang bagi saya mereka adalah orang baru. 

Saya mulai berpikir bagaimana cara saya untuk  mendekati mereka. Tujuannya agar saya lebih mengenal dan memahami mereka. Saat itu juga saya membuat group via telegram dan mengundang mereka supaya bergabung kedalam group tersebut.

Hari pertama setelah terbentuknya group saya mulai menyapa mereka,bertanya tentang kegiatan yang akan kami laksanakan sekaligus juga persiapan-persiapan yang harus kami buat. 

Akan tetapi saya tidak mendapatkan respon seperti apa yang saya harapkan. Chat saya hanya dibaca dan tidak dibalas. Saya pun mulai berpikir ada apa dengan teman kelompok saya ini ? Sementara kelompok yang lain sudah sibuk menanyakan banyak hal ke Ka.Prodi.

Akibat slow respon tersebut,saya mulai berpikir untuk bekerja sendiri. Tapi ketika saya hendak memulai saya sandar sendiri " Inikan pekerjaan team dan bukan tugas mandiri". Hmm,apa yang harus saya lakukan ? Oke,saya mulai mengirimkan chat pribadi kepada setiap orang dan saya berharap akan mendapatkan respon dari mereka. Dan ternyata benar,dua diantara mereka membalas chat saya. Saya merasa senang.

Sehari sebelum kami berangkat ke sekolah yang telah ditentukan,kami membereskan segala berkas yang akan kami bawa. Besoknya kami berangkat bersama ke sekolah tempat kami praktek. Sekolah yang kami tuju bukanlah sekolah yang bonavit melainkan sekolah negeri yang berada di sebuah perkampungan.  

Pertama, ketika saya melihat dan bergabung bersama mereka ada rasa untuk menjaga jarak dan enggan untuk menyentuh mereka karena beberapa hal. Akan tetapi,mau tidak mau saya harus tetap mendekati mereka dan saya tetap mengingat visi saya. Siapapun yang berada bersama saya saat ini adalah titipan Tuhan untuk kujaga,kucintai dan kupelihara. 

Inilah menjadi motivasi awalku untuk mencintai mereka. Dan Saya melihat, rasa penasaran mereka terhadap saya sangat besar. Barangkali ini adalah kesempatan pertama bagi mereka melihat manusia seperti saya. Hehehehe

Nah, kesempatan itupun tidak saya lewatkan. Justru kesempatan itu menjadi momen yang pas bagi saya untuk berbagi cinta dengan mereka . Berbagi cinta bukan saja dengan pemberian berupa materi tetapi bagaimana saya harus menciptakan iklim yang nyaman dan menarik dalam kelas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline