Mengajar adalah profesi yang sangat mulia yang membentuk karakter, kaliber, dan masa depan seseorang. Jika orang-orang mengingat saya sebagai guru yang baik, itu akan menjadi kehormatan terbesar bagi saya." - A. P. J. Abdul Kalam
Hari-hariku menjadi guling sudah berlalu beberapa hari dan tidak terasa sama sekali. Setiap pagi saya harus berangkat kesekolah dengan cepat. Tidak peduli terpaan angin,terik bahkan hujan yang sering menghalangi jalanku. Kadang-kadang saya harus menerobos banjir demi anak-anak bangsa. Menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak dulu. Dan saat ini saya sedang menjalani masalatihan untuk mengajar sebelum terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Saat ini saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menjalani masa magang. Magang di tengah masa pandemi.
Tentu saja ada banyak tantangan yang saya alami. Tapi itu hanyalah sekadar pelengkap masa magang saya. Satu pengalaman yang menarik untuk saya di awal kegiatan magang ini. Kebetulan saya magang di salah satu sekolah negeri yang siswanya berasal dari keluarga-keluarga sederhana. Sarana belajar mereka dimasa pandemi ini sebenarnya kurang memadai. Dan itulah yang membuatku harus menjadi guling.
Menjadi guling itu asyik loh ! Asyiknya dimana ? Menjadi guru keliling alias guling adalah orang-orang yang semangat. Saya katakan semangat karena seseorang itu harus kreatif,siap untuk lelah dan sabar. Menjadi seorang guru memang tidak mudah,karena guru itu layaknya seorang yang dipercaya sekaligus ditiru oleh siswa.
Saat saya menjadi guling bagi anak-anak,saya tidak hanya mengunjungi mereka melainkan saya harus merangkul mereka dengan sabar. Selain itu juga saya mesti berperan seperti orang tua dalam kurun waktu yang singkat itu. Sebagai orangtua tentu akan sayang pada anak-anak,membimbingnya ke arah yang lebih baik. Mendampingi mereka dengan sabar dan mendengarkan segala keluh kesah mereka. Setiap kali duduk belajar bersama mereka satu hal yang selalu kuingat yakni : Mereka hanya butuh penjelasan dan bukan hukuman.
Pengalaman kecil ini mengingatkan saya pada sebuah lagu yang berjudul " Kasih Ibu". Lirik lagunya berbunyi demikian, "Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya, menyinari dunia." Singkat, padat, mendalam dan sarat makna. Tidak dapat disangsikan bahwa cinta ibu "melampaui batas" ruang dan waktu yang digambarkan" dengan sinar surya yang selalu menyinari dunia.
Saya dan Anda pasti punya pengalaman cinta seorang ibu yang terus menyala dan terngiang-ngiang dalam hidup. Saya menemukan pengalaman ini ketika mengamati ibu saya setiap kali pulang dari acara pertemuan atau pesta. Ibu selalu membawakan makanan dari pertemuan untuk kami (mungkin itu jatahnya).Bertolak dari pengalaman cinta seorang ibu, yaitu rela berbuat apapun demi kebaikan anaknya, itulah yang menginspirasi saya dan mensupport saya agar tetap semangat dan setia menjadi guling.
Adalah suatu kebahagiaan bagi saya,ketika saya datang ,anak-anak langsung menyapa saya dan menyambut saya dengan ramah. Di sana saya lihat bahwa ada kemauan dan semangat mereka untuk belajar. Nah,kemauan dan semangat mereka inilah yang saya perjuangkan selama menjadi guling ini. Lelah pasti. Tapi justru saat merasa lelah saya mengalami cinta tuhan yang luar biasa. Dan saat itu saya mengatakan bahwa memang kasih itu melampaui batas.
Kasih melampaui batas maksudnya segala yang terjadi itu berada diluar dugaan saya. Keadaan saat ini jauh lebh baik dari keadaan yang saya bayangkan sebelumnya.Saya tidak menyangkan bahwa mereka akan semangat dan in dengan saya bahkan bahagia belajar bersama saya. Sikap mereka yang antusias untuk megikuti kegiatan yang saya rencanakan adalah suatu berkat Tuhan untuk saya. Tuhanlah yang ikut serta memudahkan saya untuk menjalankan tugas ini. Semoga saja apa yang saya ajarkan bermanfaat untuk anak-anak.
Semoga berkat cinta yang saya bagikan kepada anak-anak ,menjadi karya penyelamatan yang mengalir dari cinta kasih Ilahi seperti kasih ibu pada anaknya yang menghadirkan keselamatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H