Lihat ke Halaman Asli

Dina Finiel Habeahan

be do the best

Menabur Benih Kebaikan di Hari yang Pagi

Diperbarui: 27 Januari 2021   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lahan penanaman sayur (dokpri)

Untuk sebagian orang, beranjak dari tempat tidur di pagi hari adalah hal yang cukup sulit dilakukan. Nah, untuk memberikanmu dorongan agar selalu bangun pagi,kita perlu mengingat rencana yang telah kita susun semalam suntuk. Lihatlah,kesuksesan dan kegagalan menantimu didepan pintu. Mana yang hendak kita genggam untuk hari ini segera tentukan pilihanmu.

Pagi hari menjadi satu di antara waktu yang dapat menentukan segalanya, yang akan kita lakukan atau kerjakan di sepanjang hari sehingga penting untuk memiliki semangat yang berlebih di pagi hari agar segala yang dilakukan berjalan lancar. Setelah bangun tidur dan kamu belum memiliki semangat,ngopi dulu yukk!!! Eh..salah mandi dulu deh...hehehe

Pagi ini saya disuguhkan permenungan yang sangat menarik yakni perumpamaan tentang penabur benih. Dalam injil itu dikisahkan bahwa seorang penabur yang menaburkan benihnya ditanah yang subur,tanah yang berbatu,dipinggir jalan dan semak duri.  Nah,jenis-jenis tanah yang digambarkan tempat benih ditaburkan merupakan gambaran hati dari setiap kita.

Penabur itu ialah Yesus sendiri,sementara jenis-jenis tanah yang dimaksud ialah kita masing-masing. Benih-benih itu ialah rahmat yang kita terima setiapsaat. Pertanyaannya : apakah rahmat itu sungguh berkembang dan tumbuh dalam diriku atau dalam hidup kita masing-masing? sudahkah kita memanfaatkan rahmat itu demi kebaikan hidup kita? atau kita mengabaikannya begitu saja ?

 Ketika kita menabur benih tentu kita berharap benih itu akan bertumbuh dengan baik dan akhirnya bisa menghasilkan buah. Oleh karena itu kita juga perlu memberi perawatan dan perhatian terhadap benih tersebut agar tidak layu ,kering dan mati.

Demikian juga Tuhan mengharapkanhal yang sama dari kita. Dia mau supaya rahmat yang kita terima berkembang dan bertumbuh subur dalam diri kita masing-masing. Tuhan tidak saja hanya menabur benih dalam diri kita masing-masing tapi Tuhan juga memberikan kemampuan pada setiap orang untuk menerima dan melaksanakan perintah itu  dalam hidup keseharian kita.

Sikap hidup, mental, dan jiwa manusia turut memengaruhi pertumbuhan benih tersebut.Benih itu tumbuh seperti apa yang kita mau , juga bergantung dari kemauan baik setiap orang yang lasanakannya. Satu keyakinanku bahwa kita semua tentu mau,benih tersebut bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Injil hari ini mengingatkan kita akan jenis tanah apakah hati kita ini. Apakah jenis tanah yang berbatu-batu, yang sangat bersemangat mendengarkan firman Allah tetapi tidak memiliki kehendak yang kuat untuk melakukannya; atau jenis tanah yang penuh semak duri, dimana fokus hati kita kepada permasalahan dan pergumulan hidup sehingga firman Allah itu tidak berkuasa mengubah hidup kita.Atau tanah yang baik,menerima setiap rahmat dengan sukacita dan membagikannya dengan sukacita.

Tapi,hendaknya kita selalu ingat bahwa Yesus pernah mengatakan mereka yang berbuah adalah mereka yang memiliki jenis tanah yang baik dan subur, yaitu mereka yang mendengarkan firman Tuhan bukan hanya sampai dipikiran saja, tetapi diresap-resapkan sampai ke hati sehingga menghasilkan perbuatan-perbuatan baik, belas kasih dan pengampunan serta membawa pertobatan bagi orang disekitarnya, dimana firman inilah yang membimbing seluruh gerak hidupnya, bukan emosi atau perasaan.

So,Setiap orang memiliki kesempatan menabur benih yang baik. Apakah kesempatan itu digunakan? Ada yang cerdik menaburkannya. Ada yang malas dan membiarkan kesempatan emas hilang tak berbekas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline