Suatu hari saya dan teman-teman pergi ke mall hendak membeli barang-barang titipan dari regionalat. Setibanya di mall kami menuju toko tempat menjual barang-barang pesanan tersebut. Tapi sebelum sampai ke toko itu, didepan salah satu resto ada seorang gadis sedang asyik membagi-bagikan selebaran kertas kepada setiap orang yang lewat termasuk kami.
Setelah saya membaca promo kosmetik itu saya tertarik untuk membelinya. Untuk sementara waktu saya urungkan niat saya itu karena kami harus menyelesaikan pekerjaan kami terlebih dahulu.
Kurang lebih dua jam kami menyelesaikan pekerjaan itu. Semua barang pesanan sudah di packing tinggal proses pengiriman dan itu adalah urusan toko yang bersangkutan.
Setelah itu seorang teman mengajak kami untuk beristirahat sebentar. Kami menuju sebuah resto untuk makan dan minum dan saya berencana untuk mengajak teman-teman membeli produk yang ditawarkan tadi.
Sembari menikmati makanan dan minuman saya mulai bercerita tentang produk kosmetik tadi. Salah seorang teman spontan berkata " Wah,ternyata kau bisa juga digoda selebaran itu ya !
Biasanya produk jenis itu tiruan tidak original". Hmm...mendengar jawaban macam itu saya merasa malu dan saya hanya tersenyum. Dan seorang teman berkata demikian " Pantasan kamu tidak konsentrasi tadi menghitung sendok itu,ternyata kamu memikirkan selebaran itu ". Untuk menutupi rasa malu,akhirnya saya ikut tertawa bersama mereka.
Meski saya sudah diledek,akhirnya godaan saya berhasil juga. Ketika mau pulang kami sengaja lewat dari depan resto tempat sigadis membagikan selebaran itu. Dan kami menanyakan dimana toko yang menjual kosmetik tersebut. Sigadis itu pun mengantar kami ke toko dan kami mulai memilih jenis kosmetik yang biasa kami gunakan. Intinya produk itu jadi kami beli. Saya merasa senang karena boleh memakai produk cosmetic tersebut.
Dalam perjalanan kerumah saya mencoba merenungkan peristiwa singkat itu. Saya telah digoda oleh selebaran kertas itu dan saya menjadi penggoda untuk teman-teman saya.
Berdosakah saya ? Yah,itu termasuk dosa. Karena sudah menghasut orang lain demi keinginan dan kesenangan diri-sendiri.Mestinya saya tidak harus mempengaruhi mereka untuk membeli cosmetik itu karena memang tidak terlalu dibutuhkan. Barangkali mereka juga masih memiliki stok persediaan.
Sekalipun mereka menunjukkan rasa senang,tapi saya merasa tak nyaman dengan kata-kata yang mereka lontarkan waktu kami makan di resto. Saya merasa bersalah hingga konsentarasi saya buyarr karena selebaran itu. Menyesal sudah tidak guna lagi. Akh,lain kali saya harus lebih hati-hati.