"Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu"
Beberapa hari yang lalu saya ditelepon oleh kedua orang tua saya. Kira-kira satu setengah jam kamihabiskan waktu untuk mengobrol. Banyak hal yang kami bahas. Tapi dari sekian banyak topik pembicaraan,ada satu hal yang menjadi bahan permenungan untuk saya.
Orang tua saya bercerita bahwa saat ini mereka mengalami gagal panen. Ada beberapa jenis tanaman yang hasilnya diharapkan sebagai sumber dana untuk mengakhiri tahun ini. Seperti cabe,jeruk dan kopi.
Tanaman itu sudah berbunga dan sebagian sudah menjadi bakal buah. Melihat perkembangan tanaman itu kedua orang tua saya tentunya bahagia. Akan tetapi pada suatu hari, hujan deras dan angin kencang sehingga tanaman itu rusak dan sebagian lagi tumbang.
Apa mau dikata keberuntungan tidak berpihak kepada mereka. Peristiwa itu hanya meninggalkan rasa kecewa dan usaha yang sia-sia menurut mereka.Pada waktu itu ayah saya mulai menghitung-hitung seberapa besar kerugiannya.
Saya tidak tau mau berkata apa tentang peristiwa itu. Yang saya tau pada saat itu,pasti mereka merasa kecewa dan berat karena rejeki hilang ditengah jalan. Saya mencoba menghibur mereka dengan kutipan injil yang menjadi motto saya "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu".
Mendengar kutipan ayat kitab suci itu ayah saya tertawa sambil berkata " Owh iyalah inang, Tuhan itu Mahabaik. Tuhan itu tau apa kebutuhan kita bukan keinginan kita ". Pernyataan ayah itu membuat hatiku senang. Karena ayah tau apa tujuan perkataanku.
Dari peristiwa itu, kutipan ayat KS itu menjadi permenungan saya juga untuk saat ini,"Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu". Sejauh mana ayat kitab suci ini bergema dalam hidup panggilanku ?
Yesus tampil sebagai Pribadi seorang ibu yang memberi kelegaan dan ketenangan. Yesus mengundang semua orang yang letih lesu dan berbeban berat datang kepada-Nya. Dari-Nya kesembuhan pun terjadi. Yesus adalah penyembuh beban batin.
Ia memberi kita kuk untuk dipikul. Kuk dari Yesus berbeda dengan kuk dari pemimpin Yahudi. Kuk dari pemimpin Yahudi adalah beban hukum Taurat dan tradisi nenek moyang yang berbellit-belit, kaku dan dilaksanakan secara harafiah, sehingga beban yang memberatkan.