Lihat ke Halaman Asli

Dina Finiel Habeahan

be do the best

Mengeluh (Untuk Apa, Mengapa, dan Bagaimana Sebaiknya?)

Diperbarui: 18 November 2020   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

" Sering mengeluh bila sedang diuji,dan lupa bersyukur ketika diberi nikmat"

Sejak bulan maret yang lalu saya dan teman-teman mengikuti perkuliahan secara online. Dikomunitas kami memiliki satu unit wifi yang kami gunakan untuk kebutuhan belajar. Akan tetapi tak jarang juga masalah jaringan sering mengusik kenyamanan kami diwaktu belajar. Kebetulan di komunitas saya ada dua orang saudari muda yang baru memulai masa studinya.

Adalah sesuatu yang sulit bagi mereka ketika memulai perkuliahan dengan cara daring. Sehingga dalam perkuliahan setiap hari sering terdengar keluhan yang tidak asing ditelinga saya. "Akh belajar online ini tidak seru , Bosan, jenuh,malas,tidak menarik dan masih banyak lagi. Tuntutan tidak sesuai dengan tuntunan. Benar tidak nya tergantung sipengeluh aja deh. 

Untuk saya sendiri adalah sesuatu hal yang pantas  disyukuri ketika segala sesuatunya tersedia dalam proses perkuliahan saya. Sehingga menjalani kuliah online selama pandemi ini bukan sesuatu yang menimbulkan kesulitan belajar. Mengapa ? Saya mencoba memandang masa pandemi ini sebagai kesempatan untuk berbenah diri dari berbagai aspek kepribadian.

Contohnya tugas kuliah tak pernah menumpuk karena cukup waktu untuk mengerjakannya. Kesempatan untuk mencari refrensi lebih banyak. Selain itu saya juga banyak belajar untuk menggunakan beberapa aplikasi sesuai kebutuhan belajar. 

Disamping itu semua saya masih punya waktu untuk membuat kreativitas seperti memasak kue dan membuat rosario dan jika waktu masih tersisa saya menuliskan satu artikel singkat di kompasiana. Hehehe.. 

Yah,,,setiap orang memiliki cara yang unik untuk mengisi tiap lembar kehidupannya.

 Dalam keseharian sadar atau tidak sadar kerap ragam litani keluhan atau sungut-sungut  yang terkuak. Mulai dari hal yang amat kecil hingga sesuatu "hal yang besar". Hal ini tentu ragam latarbelakang yang mempengaruhinya. Umumnya, bahwa apa yang diharapkan berbeda dengan realitas yang terjadi.

Tak jarang dari keluhan atau efek lanjutannya memunculkan pemberontakan, demonstrasi yang merusak diri bahkan merenggut reputasi iman hingga penyangkalan terhadap Allah. 

Bukanlah dilarang untuk mengeluh. Hanya saja, dibutuhkan sikap hati-hati atas sebuah keluhan. Apa dibalik sebuah keluhan yang kulontarkan. Apakah karena kebutuhanku tidak terpenuhi? Apakah karena kesenanganku terusik? Atau panggilanku sedang terancam? Atau memang Tuhan tak ada dalam hidupku? 

Keluhan dan pemberontakan yang dilakukan umat Israel mewakili gambaran umat manusia saat dihadapkan pada sebuah peristiwa kemelut maut. Ketika tak seorang pun dapat menyediakan air pada saat umat Israel membutuhkannya, Allah hadir dan menyediakannya bagi mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline