Lihat ke Halaman Asli

Dina Finiel Habeahan

be do the best

Kecil Namun Berpengaruh

Diperbarui: 17 November 2020   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

twitter.com/iprhelpdesk

Tadi pagi setelah ibadat pagi kami hendak melanjutkan serapan pagi bersama. Kami semua menuju refter untuk menimkati hidangan yang telah tersedia dan Seperti biasanya doa makan dilakukan secara pribadi. Saya sendiri lebih memilih untuk membuatkan segelas susu dan roti bakar sebagai ganti serapan pagi. 

Akan tetapi seorang saudari hendak mengambil makanannya. Dia pun melangkah menuju ricecooker yang berada di sudut ruang makan kami. Spontan dia berkata "OMG". Pandangan kami semua tertuju kepadanya.

Apa yang terjadi ? Ternyata ricecookernya tidak dicetek kan oleh petugas dapur. Nasinya tidak masak. Saudari yang bertugas didapur segera bergegas kedapur untuk memasakkan indomie. 

Meski demikian sipetugas dapur bukan hanya minta maaf akan tetapi mendapatkan kata-kata mutiara dari ikom. Apa yang mengakibatkan kelalaian tersebut ? Benar-benar lupa atau apa ? Begitulah kira-kira ikom kami bertanya kepadanya. Jawabannya simpel " Terlambat bangun". Yo wes... Kalau sudah terlambat bangun ... Jangan diulangi lagi !

Apa yang menjadi refleksi saya dari pengalaman diatas. Hal-hal kecil sering dilihat sebagai sesuatu yang kurang berfaedah atau kurang penting sehingga sering diabaikan atau di sepelekan. 

Hanya karena tidak di cetekan serapan pagi ditunda hingga pukul 10.00. Mengapa Pkl 10.00 ? Karena semuanya mengikuti perkuliahan mulai Pkl 08.00. Hmm...

Kerap kita mendengar ungkapan kecil-kecil cabe rawit dengan pengertian bahwa sekalipun memiliki ukuran yang kecil tapi kekuatan yang dimiliki begitu ampuh. Kadang menyepelekan yang kecil karena diandaikan bahwa si kecil itu bisa dengan mudah diatasi atau disingkirkan. Fakta bahwa ternyata efek dari si kecil ini amat berpengaruh dalam kehidupan.

Dalam sebuah keluarga atau kelompok bahkan hidup bermasyarakat pertentangan  kerap terjadi karena diawali oleh hal-hal yang kecil, lama-kelamaan menjadi besar dan berujung pada sebuah perang. 

Dimulai dari kesalahan yang kecil,atau sindiran sehingga mengakibatkan komunikasi yang mandeg. Mungkin karena malu minta maaf, kemudian bermusuhan yang berkala (jangka pendek, menengah hingga panjang) dan akhirnya relasi menjadi putus sehingga harus menjatuhkan/menyerang atau menghancurkan. 

Kalau demikian adanya Aku dan kamu bukan lagi bagian dari rasa persaudaraan  melainkan musuh bebuyutan yang menjelma dalam hidup persaudaraan. Ternyata, ledakan si kecil ibarat tsunami yang menerjang atau ledakan bom hirosima dan Nagasaki dapat memporak-porandakan hidup.

Sebaliknya, kebaikan pun terjadi dimulai dari hal-hal yang kecil. Misalnya hanya sekedar sapa,salam,dan senyum. Memang kadang efek dari kebaikan yang kecil itu tidak langsung dirasakan. Namun perlahan tapi pasti bahwa buah dari kebaikan itu akan menghasilkan sesuatu yang besar kelak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline