Aku bukan lagi elang perkasa
Dengan paruh lengkung kepak sayap merajai angkasa
Aku adalah jiwa yang tak akan mereda
Kaki dan lambungku berhias kerikil tajam dan runcing batu
Manakah yang membawa dendam?
Tebaran cahaya dalam kelam
Atau suara senapan di ujung malam
Kemarin gelap malam masih bercengkrama
Dalam beribu temu atau lewat segenggam salam
Ku jawab malam hujan deras hingga mata penaku lesu
Lalu selebihnya adalah selaksa tanya