Lihat ke Halaman Asli

DBD sebagai Tantangan Permasalahan Kesehatan dan Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menanggulanginya

Diperbarui: 20 September 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

DBD SEBAGAI TANTANGAN PERMASALAHAN KESEHATAN DAN PERANAN TENAGA KESEHATAN DALAM MENANGGULANGINYA

DINA AULIA PUTRI/191241046

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Indonesia adalah negara tropis yang penuh dengan keindahan alam dan kemajuan modernnya, namun hingga saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan di berbagai bidang. Salah satunya adalah bidang kesehatan, yaitu penyakit demam berdarah. Dilansir dari laman Kemenkes, pengertian demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan nyamuk biasanya dan memiliki tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki. Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat yang gelap dan sejuk, serta lebih aktif pada pagi hingga sore hari. 

Pada tahun 2022, salah satu provinsi di Indonesia yaitu Jawa Timur tercatat memiliki 13.158 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), sebagaimana hasil survei yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur tahun 2022. Sebagai isu kesehatan, tingkat penyebaran demam berdarah di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Asia Tenggara sebagai daerah tropis meningkatkan risiko terkena penyakit DBD ini. Selain faktor daerah tempat tinggal dan musim ada faktor-faktor lainnya yang menyebabkan seseorang lebih berisiko untuk terjangkit yaitu, orang yang pernah terjangkit DBD sebelumnya, berusia di bawah 15 (lima belas) tahun, daya tahan tubuh yang lemah, dan tidak menjaga kebersihan serta kerapian tempat tinggal. 

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang kompleks dan dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Gejala awal yang umum adalah demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, ruam kemerahan, dan nyeri otot. Namun, beberapa kasus DBD dapat berkembang menjadi Demam Berdarah Hemoragik (DHF), yang dapat menyebabkan perdarahan internal dan bahkan kematian. Diagnosis DBD seringkali sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, sehingga perlu alat diagnosis cepat dan cangih. Diagnosis yang dilakukan mulai dari pemeriksaan fisik dan tes darah. 

Tenaga kesehatan memainkan peran yang sangat penting dalam menangani Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, mulai dari memberikan penyuluhan dan edukasi, pengendalian vektor seperti melakukan fogging dan pengabutan dengan insektisida untuk mengurangi populasi nyamuk, sampai dengan diagnosis dan penanganan. Namun, tenaga kesehatan pastinya tidak sendiri; perlunya kerja sama yang dilakukan dengan masyarakat, yang di mana masyarakat adalah aktor utama dari upaya penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Kesimpulannya, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang kompleks dan berbahaya yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Pengendalian DBD tidak hanya bergantung pada teknologi canggih, tetapi juga diperlukan kebersamaan dan komitmen dari semua pihak untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang cara pencegahan DBD. Dengan demikian, kita dapat lebih waspada mengurangi dampak DBD dan melindungi kesehatan masyarakat.

"KATA KUNCI : Demam, Kesehatan, Penularan, Penyakit, Virus"

DAFTAR PUSTAKA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline