Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Monkeypox dan Cara Penularannya

Diperbarui: 8 September 2024   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut WHO, Monkeypox adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, dan energi yang rendah. Monkeypox disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV). Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan dari manusia kepada manusia lainnya.

Penularan dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak dekat dengan penderita, seperti kontak kulit ke kulit,  mulut ke mulut, atau mulut ke kulit, percikan ludah, kontak seksual, bahkan dapat menular dari ibu hamil ke janin ataupun bayi yang baru lahir selama atau sesudah kelahiran. Selain itu, Monkeypox juga dapat menular melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti melalui pakaian, jarum suntik, jarum tato dan lain lain. Sedangkan penularan Monkeypox dari hewan ke manusia dapat terjadi dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui gigitan atau cakaran.

Kelompok yang cenderung memiliki potensi tinggi untuk terjangkit adalah :
1. Pekerja kesehatan dan perawat yang cenderung terpapar
2. Orang yang tinggal atau berada di dekat penderita
3. Pekerja seks
4. Orang yang selalu berganti ganti pasangan
5. Bayi yang baru lahir dari penderita Monkeypox

Sampai saat ini Monkeypox masih terus dalam upaya penelitian untuk dapat mengetahui lebih lanjut apa saja penyebab dan bagaimana virus ini dapat menular.

SUMBER REFERENSI :
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/wQz
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline