Lihat ke Halaman Asli

Dina Amalia

TERVERIFIKASI

Penulis, Bouquiniste

Toko Buku Bekas: Dulu Mendominasi, Kini Terlibas Era Disrupsi dan Tantangan Literasi

Diperbarui: 30 September 2024   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Pixabay/Peggy Marco (Ilustrasi Toko Buku Bekas)

Terbayang antara sengitnya persaingan di era disrupsi dan maraknya pembajakan, menjadi fenomena yang cukup memprihatinkan di dunia buku dan perbukuan. Jangankan toko buku bekas, toko buku paling legendaris dan menjadi yang terbesar di tanah nusantara, yakni Gunung Agung telah memutuskan untuk gulung tikar.

Toko buku bekas, terbilang cukup mendominasi di tanah air, meski terpaut kata 'bekas' kenyataannya tidak hanya menjual buku bekas dan lawas saja, melainkan masih hadir buku-buku baru.

Kekhasan dari toko buku bekas sendiri, dominan menjual buku-buku yang terjamin keorisinilannya. Selain itu, terbilang cukup mendominasi karena menjadi alternatif masyarakat khususnya pencinta buku hingga mahasiswa dalam mencari buku-buku dengan harga murah, hingga buku-buku yang sudah tidak naik terbit lagi.

Dulu, toko buku bekas menjadi tempat favorit untuk berjelajah sejarah. Asyiknya bukan main ketika bisa berkunjung ke toko buku bekas, tempatnya yang antik ditambah wanginya yang khas membuat semakin betah untuk berlama-lama, entah hanya sekadar membaca saja hingga belanja beberapa buku. Kini, bukan terbilang sulit untuk menemukan dan berkunjungnya, melainkan masyarakat lebih terarik untuk membeli buku-buku bekas dan lawas secara online.

Diakui dan berpengaruh, perkembangan teknologi terlebih hadirnya platform belanja online atau biasa kita sapa martkeplace telah berhasil mengubah gaya belanja masyarakat secara dratis. 

Perubahan yang besar ini, bahkan bukan hanya dirasakan oleh toko buku saja, melainkan bidang lainnya seperti salah satunya dunia fashion, yang tadinya hadir hampir disetiap sudut mall dan pasar kini juga ikut bertumbangan.

Jika, dibandingkan dengan penjualan buku secara (online) marketplace, memang ada beberapa hal yang membuat pembeli jadi beralih, satu diantaranya yakni di mana buku amat rentan dengan turun-naiknya harga pasaran, jika dilihat dari kacamata pola konsumsi dan marketing, membeli buku secara langsung (ke toko buku) menjadi momen yang sudah tidak menarik lagi karena harga yang ditawarkan kalah dengan (online) marketplace, belum lagi ada banyak promo yang ditawarkan, seperti penggunaan diskon, gratis ongkir, beragam voucher, dan semacamnya.

Beberapa Faktor Penyebab Toko Buku Bekas Terlibas

1. Lambat beradaptasi dan berinovasi

Zaman terus berubah dan berkembang secara cepat. Namun, masih banyak lapak-lapak buku yang sampai saat ini hanya bergantung pada model bisnis secara tradisional, sehingga belum cukup mampu untuk bisa bersaing dengan peradaban teknologi.

Hal ini, menjadi salah satu penyebab mereka kesulitan untuk menarik kembali minat masyarakat khususnya generasi muda yang kini jauh lebih condong memanfaatkan aplikasi/platform belanja online untuk berjelajah dan membeli berbagai kategori buku.

2. Transformasi perilaku pelanggan/konsumen

Transformasi perilaku pelanggan menjadi salah satu faktor vital yang sangat mempengaruhi perkembangan lapak buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline