'Kata-kata' sudah sangat erat dengan kehidupan manusia, yang menjadi unit paling kecil dari sebuah kalimat atau bahasa, siapapun butuh kata-kata untuk berkomunikasi antar sesama manusia.
Lain halnya dengan metrophobia yang takut terhadap sebuah kata-kata khususnya kata-kata indah, maka epeolatry adalah kebalikannya.
Istilah atau sebutan 'epeolatry' diartikan sebagai wujud kekaguman, penghormatan atau pemujaan seseorang yang sangat intens terhadap kata-kata. Kata epeolatry sendiri berakar dari bahasa Yunani, yakni 'epos' yang memiliki arti 'kata', dan 'latry' yang memiliki arti 'ibadah'.
Bagi sebagian orang mungkin hanya sekedar mengatahui bahwasannya memang ada orang yang sangat mencintai kata-kata, namun belum mendengar lebih jauh mengenai penghormatan ini.
Mewarta dari laman Gramedia, seorang epeolatry tidak memerlukan gambar hanya untuk memahami sebuah kalimat atau bahasa, karena sudah otomatis paham pada setiap penjabaran yang dirangkai menggunakan kata-kata, baik kata-kata indah atau rumit sekalipun.
Bagi seorang epeolatry, deskripsi atau penjabaran menggunakan kata-kata jauh lebih elok dan memesona ketimbang gambar, karena bisa membuatnya menjadi bebas untuk berimajinasi.
Jauh lebih mendalam, bukan hanya sekedar 'kagum' dengan kata-kata, melainkan epeolatry ini mencerminkan sikap apresiasi seseorang yang amat mendalam terhadap kekuatan, keindahan, hingga kerumitan dari kata-kata. Hal ini disebut sebagai 'eksplorasi' yang menggali esensi kata, mulai dari mempelajari signifikansinya dalam komunikasi, sastra, hingga ruang lingkup/spektrum ekspresi manusia yang jauh lebih luas.
Epeolatry atau penghormatan seseorang terhadap kata-kata ini juga berdampak amat mendalam terhadap emosi, pikiran, dan persepsi dirinya, sehingga membangun sifat artistik yang berpengaruh terhadap ungkapan verbal, baik dalam berbicara, berpikir, ataupun secara tertulis.
Epeolatry dalam Karya Sastra Puisi
Ketika mendengar sebutan 'kagum dengan kata-kata' agaknya sudah tidak heran jika langsung menafsirkannya pada karya puisi, yang sudah sangat melekat dengan untaian kata-kata indah nan penuh makna.
Diungkap oleh Zorox founder dan editor Etymology Explorers Club, karya sastra khususnya puisi menjadi benteng pertahanan epeolatry, di mana seorang penyair memakai kata-kata untuk merangkai narasi, mengungkapkan sebuah gagasan, hingga menggelorakan emosi.