Inikah Ibukota.
Jantungnya penghuni negara mencari kerja.
Kueja dengan sebutan Jakarta.
Tempatnya nasib dipertarungkan.
Sekotah penat dan derita digulirkan.
Inikah Ibukota.
Panasnya tak terhingga.
Macetnya bikin sakit kepala,
menjulur disekujur kota.
Polusi terus bergumpalan,
kian hari menjadi bantalan.
Bersinau prosa dengan sebiji pena,
adalah obat dari sesaknya kota.
Selamat sore Ibukota,
dari pujangga yang engap-melahap polusi udara.
Dina Amalia
Ibukota Jakarta, 23 Oktober 2023.
Baca Juga: Puisi: Duka Menjadi Seorang Pemimpin
Baca Juga: Puisi: Egoisme Yang Merugikan
Baca Juga: Puisi: Stop Penindasan!
Baca Juga: Puisi: Sudut Lain Ibukota
Baca Juga: Sajak Istimewa: Kepalsuan Orang Kota
Baca Juga: Sajak Istimewa: Bocah Kecil dan Sekarung Harapan
Baca Juga: Puisi: Filosofi Kaum Berdasi