Lihat ke Halaman Asli

Dina Amalia

TERVERIFIKASI

Penulis, Bouquiniste

Etika Komunikasi, Pentingnya Beretika dalam Chat

Diperbarui: 22 Oktober 2023   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Mengirim pesan ke seseorang. (Sumber Foto: Unsplash/Christian Wiediger)

Membaca judul artikel ini mungkin sebagian orang akan meremehkan, karena hanya sebuah hal kecil saja.

Tapi sadar atau tidak, banyak sekali orang yang sangat memperhatikan etika dalam berkomunikasi, baik secara langsung (tatap muka) ataupun secara tidak langsung (virtual, telepon, chatting, dsb).

Hakikat komunikasi sendiri merupakan fondasi dari sebuah kehidupan. Dan kita adalah manusia yang tidak mampu untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Artikel ini akan membahas pentingnya beretika dalam chat dan pentingnya membalas chat seseorang sekalipun kita sedang sibuk.

Beberapa bulan lalu, ketika sedang capek sekali mengerjakan skripsi, ada seorang teman dibangku perkuliahan yang meminta pendapat, beliau bilang, 

"Saya dihubungi teman melalui chat whatsapp, dia cerita panjang dan meminta pendapat. Tapi saya lagi capek banget, pikiran mumet, dan kebawa emosi karena kan sekarang ini kita lagi ngejar revisian skripsi, apalagi kita mau maju sidang. Takutnya kalau saya balas seadanya malah dia tersinggung, tapi kalau mau saya balas panjang lebar untuk menanggapi saya juga ngga mood, rasanya mau fokus aja ke skripsi dan ngga mau diganggu hal lain yang ngebuat saya jadi ikut berpikir, menurutmu gimana? Saya harus balas apa? Atau saya diemin aja?"

Saat itu juga saya beri pendapat, saya ucap, 

"Balas-lah pesannya, tapi jujur-lah, sampaikan baik-baik bahwasannya kamu sedang tidak bisa menanggapi cerita dia saat ini karena kamu sedang fokus menyelesaikan skripsi, tapi jika kamu berkenan untuk menanggapi setelah selesai skripsi sampaikanlah bahwasannya kamu akan menanggapi kembali setelah proses skripsi berakhir, jangan didiemin begitu saja karena dia akan menunggu, berilah kepastian."

Tak lupa saya mengingatkan, bahwasannya pada saat itu kami adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi, dimana selama proses mengampu pendidikan Komunikasi ada Kode Etik Komunikasi yang dipelajari dan hanya tinggal bagaimana kita mempraktikkannya dikehidupan sehari-hari. 

Ketika kita memiliki ilmu namun tidak dapat dipraktikkan atau tidak dapat kita terapkan, rasanya ada yang terbuang sia-sia. Dan betul saja, ketika teman saya mengikuti saran saya dengan mempraktikkan etika komunikasi, beliaupun mendapatkan respon yang positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline