Lihat ke Halaman Asli

Tim PKM-RE UNS Inovasikan Granul Effervescent dari Ekstrak Kunyit Hitam sebagai Pengendali Dislipidemia pada Diabetes Tipe II

Diperbarui: 3 Juli 2024   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumen pribadi penulis)

Diabetes Melitus masih menjadi permasalahan kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Mengacu pada data Institude for Health Metrics & Evaluation (2019), diabetes di Indonesia menjadi penyebab kematian tertinggi yang menempati peringkat ke-3 negara. Kemudian menurut International Diabetes Federation (2021), Indonesia menempati peringkat kelima negara dengan penderita diabetes terbanyak dengan rincian 19,5 juta penderita pada tahun 2021 dan diperkirakan tahun 2045 akan meningkat hingga 28,6 juta (mengutip dari Kemenkes Tahun 2024).

Penyakit ini mendapat julukan "mother of all disease", karena berkurangnya kadar insulin dari sel beta pankreas dapat mempengaruhi jalur metabolisme lipid dan menyebabkan dislipidemia. Dislipidemia ditandai dengan adanya peningkatan kadar LDL (low density lipoprotein), kolesterol total, trigliserida dan penurunan HDL (high density lipoprotein). Prevalensi penderita dislipidemia meningkat seiring bertambahnya usia yakni 9,3% (25-34 tahun) dan 15,5% (55-64 tahun). Hal ini didukung oleh penelitian Hidayatullah et al (2022) yang menunjukkan bahwa 80% penderita diabetes melitus juga mengidap dislipidemia.

Pengobatan Diabetes Melitus dapat dilakukan dengan injeksi insulin dan agen antidiabetik oral. Namun dapat memberikan efek samping serta harganya tergolong mahal. Kemudian dislipidemia dapat dipulihkan dengan pemberian obat, tetapi menimbulkan efek samping, misalnya radang lambung, iritasi pada lambung, kerusakan hati dan ginjal.

Oleh karena itu melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal, 5 mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan fakultas dan prodi yang berbeda saling berkolaborasi diantaranya Dina Kamilasari (Pendidikan Biologi 2022), Putri Nurlita Sari (Pendidikan Biologi 2021), Selsa Devi Nugrahayu (Farmasi 2022), Syaffana Nazhihah Putri (Ilmu Teknologi Pangan 2022), dan Salma Mar'atus Sya'diyah (Ilmu Teknologi Pangan 2022) di bawah bimbingan ibu Dr. Meti Indrowati, S.Si., M.Si mengusulkan proposal Program Kreativitas Mahasiwa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) berjudul "Studi In Silico dan In Vivo Potensi Metabolit Sekunder Kunyit Hitam sebagai Granul Effervescent Pengendali Dislipidemia pada Diabetes Tipe II". Tahap penyusunan proposal hingga akhirnya dinyatakan lolos pendanaan melalui surat pengumuman resmi oleh Dikti (19/04/2024) telah melalui proses cukup panjang. Diawali dari tahap brainstorming ide kemudian penyusunan proposal yang dimulai dari Desember 2023 hingga Januari 2024. Tahap seleksi internal UNS sekaligus live coaching diselenggarakan oleh PKM Center UNS.

Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb.) adalah tanaman yang dibudidayakan di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dengan hasil panen tiap kelurahannya mencapai 100 kg. Spesies ini mengandung kadar kurkumin yang lebih tinggi dibandingkan spesies kunyit lainnya. Kurkumin mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan mengaktifkan PPAR dan diferensiasi sel-sel lemak. Adapun flavonoid dan tannin mampu menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida.

Dina mengaku tahap brainstorming ide membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Waktu itu ketika perkuliahan Bioteknologi, dosen saya (Prof. Sajidan) memacu semangat mahasiswanya untuk mengikuti PKM, beliau meminta kami untuk mencermati judul proposal yang lolos pada tahun sebelumnya dan berkelompok untuk mendiskusikannya. Setelah itu saya membaca jurnal-jurnal ilmiah, tidak terlewatkan di bagian saran untuk penelitian selanjutnya. "Dari situlah muncul ide, kemudian saya mulai mencari tim termasuk menawarkannya ke kakak tingkat dan menentukan dosen pembimbing", terangnya.

Lebih lanjut dalam kesempatan ini ia menceritakan, "Akhirnya dengan rekomendasi dosen pembimbing ibu Dr. Meti Indrowati, S. Si., M.Si dan mata kuliah yang pernah diambil kakak tingkat saya (Putri), kami memilih studi in silico sebagai metode pengambilan data. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi dengan teknik molecular docking melalui pemodelan komputasi yang dinilai efektif dan terjangkau untuk mengetahui binding affinity dan nilai RMSD. Walaupun dalam pelaksanaannya terdapat kendala sehingga ia harus berkonsultasi dengan kakak tingkat dan dosen pendidikan Biologi UNS", ungkapnya.

Akhir kata, Dina menyampaikan progress penelitiannya dan mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam mendukung keberjalanan PKM-RE tahun ini.

"Saat ini kami masih menjalankan uji in vivo di Laboratorium pemeliharaan hewan uji UPT terpadu UNS hingga bulan Juli 2024. Uji in vivo dilakukan menggunakan mencit jantan putih (Mus musculus) yang dibagi menjadi 6 kelompok. Uji ini dilakukan selama 21 hari (7 hari adaptasi, dan 14 hari perlakuan). Selama pemberian perlakuan dilakukan penimbangan berat badan dan pengecekan kadar gula darah serta kolesterol menggunakan strip test. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS. Adapun dosis ekstrak kunyit hitam terbaik akan digranulasi, lalu diuji waktu disperse, kadar air, volume tuang, dan volume guncang", pungkasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline