Lihat ke Halaman Asli

Safira Dina

Pgmi D3 19 IAIN Jember

Filsafat Perenialisme

Diperbarui: 19 Mei 2020   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat Perenialisme

Aliran filsafat perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke duapuluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang bahwa situasi saat ini  penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio kultural. Oleh karena itu, perlu ada usaha untuk merubah hal itu.  

Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis, adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai – nilai atau prinsip – prinsip umum yang setelah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman kuno dan abad pertengahan.

Tokoh-tokoh aliran filsafat perenialisme dan pemikirannya pendidikan menurut tokoh-tokoh dalam aliran perenialisme mempunyai pemikiran tentang pendidikan yaitu:

a. Menurut Plato : Pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan.

b. Menurut Aristoteles : Pendidikan membentuk kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral.

c. Menurut Thomas Aquin : Pendidikan adalah menuntun kemauan2 yg tidak aktif menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap2 individu.

d. Robert maynard hutchins: Menekankan bahwa pendidikan itu harus bersifat universal Karena rasionalitas manusia ialah universal

e. Ortimer adler: Iya berpandangan bahwa peserta didik akan aktif Jika seorang guru mengajarkan dan menerapkan  perilaku yang baik

Pengaruh Aliran Perenialisme dalam Dunia Pendidikan

Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal. Perenialisme tidak melihat jalan yang meyakinkan, selain kembali pada prinsip – prinsip yang telah sedemikian rupa membentuk sikap kebiasaan, bahwa kepribadian manusia yaitu kebudayaan dahulu (Yunani Kuno) dan kebudayaan abad pertengahan (Sadulloh, 2012).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline