Lihat ke Halaman Asli

Safira Dina

Pgmi D3 19 IAIN Jember

Filsafat Progresivisme dalam Pendidikan

Diperbarui: 8 Juni 2021   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Progresivisme dalam Pendidikan (unsplash/sigmund)

Filsafat Progresivisme

      Filsafat progresivisme adalah aliran filsafat yang lahir di Amerika pada abad ke-20. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar pada masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Jadi, pada aliran ini penganut diharuskan untuk maju dan bertindak secara inovatif dan reformatif.

 Teori filsafat progresivisme memiliki prinsip, yakni :
Proses pendidikan berawal dan berpikir pada peserta didik, peserta didik harusnya aktif bukan pasif, guru menjadi pengarah dan fasilitator, sekolah menjadi sekolah yang kooperatif, serta aktivitas belajar lebih fokus pada pemecahan masalahnya.

Baca juga : Pendidikan Progresivisme

Tokoh aliran filsafat progresivisme seperti
George Axtelle, Wilian O. Stanley, Frederick C. Neff, Ernest Bayley, Lawrence B.
Thomas. Akan tetapi pada tokoh-tokoh ini tidak menonjol pemikirannya. Dan beberapa tokoh yang lain beserta pemikirannya, yaitu :

1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus. 1910)
Ia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.

2. John Dewey (1859 – 1952)
Teori Dewey berpandangan tentang sekolah adalah “Progressivisme” yang lebih menekakan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.

3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)
Pemikiran Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu atau mengetahui itu hanya mempunyai arti praktis. Dalam berpikir atau berfikir ialah seharusnya dapat berguna untuk mempengaruhi kejadian-kejadian yang ada di dunia. Jika pengertian itu berguna maka akan memperoleh suatu kebenaran.

Baca juga : Progresivisme dan Pemikiranya

Jadi, segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna.

Filsafat Progresivisme memiliki dampak negatif dan positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline