Lihat ke Halaman Asli

Dimyat Aa Dym

Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Surat Terbuka untuk Ketua KAMMI, BEM UI dan BEM SI

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14296743041640504370

Semangat pagi nusantara, Salam Mahasiswa, Salam Indonesia…!!!

[caption id="attachment_411726" align="aligncenter" width="630" caption="Mahasiswa Indonesia Bersatulah ... !!!"][/caption]

Peta kekuatan mahasiswa Indonesia sebagai kalangan yang saya anggap orisinil dan bisa dipercaya sikap moral/politiknya, pasca Pileg dan Pilpres 2014 terlihat Nampak tidak jelas alias tidak kompak. Hal ini saya simpulkan setelah membaca Piyungan Onlinekemarin di hari yang seharusnya saya dan kita berbahagia karena tanggal 21 April selalu diperingati bangsa kita sebagai hari Kartini, icon ibu sebagai symbol kepentingan seluruh wanita Indonesia untuk memperoleh haknya di bidang pendidikan.

Agar rakyat Indonesia tidak dibuat bingung oleh sikap mahasiswa sebagai anak bangsanya yang telah dilahirkan oleh satu ibu yakni ibu pertiwi NKRI, karena dalam pandangan saya dan mungkin juga kita semua, mahasiswa adalah sebagai penyambung lidah rakyat (selainada DPR, MPR dan DPD) juga sebagai gambaran hati nurani masyarakat. Maka jika di kalangan mereka saja tidak kompak, wajar kalau masyarakat dan rakyat juga tidak kompak. Kalau DPR, MPR, dan DPD tidak kompak itu wajar, tapi mahasiswa harus kompak.

Untuk itu maka saya berharap kepada mahasiswa dari semua unsure dan komponen harus lebih sering berkumpul dan bersilaturahim, agar ada titik temu antar semua elemen, kalau pun tidak sama, tapi paling tidak ada satu atau dua macam perjuangan atau tuntutan yang sama diantara mereka sebagai titiktemu. Hal ini terutama saya berharap kepada organisasi mahasiswa yang berskala nasional seperti HMI, GMNI, KAMMI, PMII, GMKI dan PMKRI, agar menjadi contoh dalam kepeloporan pemuda dan mahasiswa demi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

Titik temu yang saya maksud misalnya (salah satu contoh saja) dalam menanggapi wacana atau program Revolusi Mental yang diusung oleh Pemerintahan Jokowi-JK. Bagaimana sikap dan tangapan dari mahasiswa? Jangan sampai Revolusi Mental itu hanya berbicara masalah kulit nya saja tidak sampai pada substansinya. Atau jika ada konsep lainter utama dari mahasiswa Islam seperti KAMMI, HMI dan PMII, saya berharap hal itu disampaikan saja kepada pemerintah dan masyarakat untuk mendukungnya.

Saya berharap sekali lagi dalam hal ini ada titik temu di antara mereka komponen mahasiswa, karena penting bagi pendidikan politik masyarakat baik saat ini atau untuk yang akan datang, baik untuk mahasiswa itu sendiri maupun bagi pemerintah. Misalnya bagaimana agar pemerintah saat ini selain menjalankan Revolusi Mental, juga program yang baik yang ada sebelumnya, mengawinkan konsepnya yang baik antara Reformasi Akhlak dan Konstitusi Moral, sehingga tradisi baik untuk melanjutkan hal yang baik dari pemerintahan sebelumnya dicontohkan oleh pak Jokowi-JK.

Selamat hari Kartini dan hari Pendidikan, untuk menyongsong hari Kebangkitan, …Wallahua’lam.

Bekasi, 22 April 2015

Hormat Saya :

(Dimyat Aa Dym)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline