[caption id="attachment_357083" align="aligncenter" width="448" caption="Suasana Perhitungan Pilpres 2014, Salah Satu TPS VMG 2 (Dok. Pribadi)"][/caption]
Hiruk-pikuk, hingar-bingar, dan pro-kontra antar kubu pada Pilpres 2014 kini sudah mulai cair, secara perlahan tapi pasti, seiring dengan keluarnya hasil kuick count (QC) oleh lembaga survey nasional (9/7) meskipun sempat ada terjadi perbedaan, Real Count (RC) oleh lembaga penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (22/7) , serta keputusan hasil persidangan di MK terhadap sengketa hasil pemilu (21/8).
Kini rakyat Indonesia sedang menanti janji-janji serta gebrakan baru dari Presiden terpilih, yaitu Jokowi-JK. Selain menanti akhir masa jabatan kepemimpinan Presiden SBY-Boediono yang semoga tetap istiqomah dalam kebaikannya dan mendapatkan gelar “khusnul khotimah” di akhir masa jabatannya. Rakyat juga disuguhkan dengan adanya Rumah Transisi.
Saya kurang begitu memahami apakah Rumah Transisi itu ada pada tataran konstitusi atau ketata negaraan kita atau tidak, yang jelas saya yakin Rumah Transisi itu tujuannya baik demi terjadinya estafeta kepemimpinan nasional yang mulus dan sukses sebagaimana yang pernah dijanjikan oleh Presiden SBY beberapa waktu yang lalu yang memiliki tekad untuk memulai tradisi yang baik dalam regenerasi kepemimpinan nasional kita, demikian katanya.
Kedua tokoh ( SBY dan JOKOWI) saat ini sama-sama sentral di mata masyarakat dan rakyatnya, sehingga rakyat banyak yang berharap (memiliki harapan yang tinggi) pada kebaikan dan perbaikan dari keduanya, khususnya Bapak Jokowi sebagai presiden terpilih, terutama sekali minimal lima (5) tahun mendatang. Hal ini sangatlah wajar karena sebagai pemegang kedaulatan rakyat di bidang eksekutif banyak hal yang bisa dilakukan, meskipun harus ada dukungan dari legislative.
Fenomena naiknya presiden RI baik SBY maupun Jokowi, tidak lepas dari peran (suara) umat Islam yang jumlahnya mayoritas di negeri ini. Sebagai contoh, jargon yang melekat atau dilekatkan kepada SBY seperti sebutan “Nasionalis Religius, Santun Berbudi, dll” tidak lain adalah untuk “menceruk” sebanyak-banyaknya suara umat Islam selaku mayoritas di negeri ini. Bagaimana dengan fenomena naiknya Jokowi sebagai Presiden RI ke-7 dilihat dari dukungan atau “ceruk politik” suara umat Islam?
Paling tidak ada lima catatan penting mengapa pak Jokowi sebagai Presiden terpilih harus berterima kasih kepada umat Islam selaku mayoritas di negeri ini juga kepada akademisi dan para relawan yang begitu “tulus ikhlas” untuk memenangkannya pada Pilpres 2014 terlepas apakah ada motif tertentu di balik itu atau tidak. Yang jelas upaya pak Jokowi dalam rangka memperluas “ceruk” politiknya bagi umat Islam sangat ketara sekali dengan adanya :
1.1. Dukungan dari Kekuatan Partai Politik Berbasis Massa Islam (PKB)
2.2. Revolusi Mental atau Konstitusi Moral (Sebuah Ide Yang Positif)
3.3. Doa Nabi Musa AS Pada Saat Debat (Doa ialah Inti Ibadah, Bukan suatu Contekan)
4. 4. Peringatan Hari Santri Nasional (Sebuah Usulan Alternatif di 1 Muharram atau 22 Oktober)
5. 5. Umroh Ramadhan 1435 H Pada Masa Tenang (Salah Satu Sunnah Puasa Ramadhan)
[caption id="attachment_357085" align="aligncenter" width="448" caption="TPS Mutiara Gading 2 RW 18 (Dok. Pribadi)"]
[/caption]
Oleh karena itu setelah dilantik nanti, saatnya pak Jokowi-JK untuk merealisasikan janji-janjinya baik kepada umat Islam maupun umat beragama yang lainnya, serta kepada bangsa dan Negara Indonesia pada umumnya. Dan tidak lupa untuk berterima kasih kepada umat Islam serta rakyat Indonesiatermasuk kepada para pendukung Praboowo-Hatta, karena Pak Jokowi-JK sudah menjadi Presiden terpilih Republik Indonesia yang ke-7, bukan hanya bagi para pendukungnya tapi bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk di dalamnya para pemilih pasangan Prabowo-Hatta.
Sebagai bentuk terima kasih kepada para akademisi yang telah mendukung Bapak Jokowi-JK saya setuju dengan langkah Bapak untuk mengisi kabinet dengan orang-orang profsional, atau akademisi. Dan sebagai bentuk terima kasih kepada umat Islam saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh pak Prabowo-Hatta terkit dengan perbaikan dalam bidang pelayanan ibadah haji, pendidikan islam, terutama pendidikan yang berada pada jalur departemen atau kementrian agama yakni pesantren dan madrasah. Sudah saatnya pesantren dan madrasah termasuk para santrinya martabatnya lebih ditingatkan agar sejajar dengan komponen anak bangsa yang lainnya.
Selamat ya pak Jokowi dan pak JK, saat-saat yang sangat dinantikan adalah saat pelantikan Presiden Terpilih pada Pilpres 2014, yaitu Presiden RI ke-7, kalau tidak salah tanggal 20 Oktober 2014 yah pak?Wallahu a’lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H