Lihat ke Halaman Asli

Dimitri Yola

"You talk when you cease to be at peace with your thoughts." - Kahlil Gibran

Telisik Transportasi Online Saat Ini

Diperbarui: 19 Juni 2019   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pict

not by me

Maraknya penggunaan transportasi berbasis aplikasi (online) dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah menjadi lumrah saat ini. Selain penggunaannya yang praktis, ojek online juga membuka lapangan pekerjaan yang besar. Tak dipungkiri, dengan kondisi tersebut persaingan antar driver semakin ketat mengingat demand atau permintaan yang cenderung konstan dari peningkatan sumber daya atau driver. 

Permintaan dari pengguna transportasi online tergantung dari situasi dan kondisi seperti jam pulang-pergi kantor, cuaca, hari libur dan sebagainya. Sebagai contoh, saya sebagai pengguna transportasi online mendapat tarif yang lebih mahal ketika kondisi sedang hujan.

Walaupun harga sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi, driver grab masih mengeluhkan dengan permasalahan insentif. Insentif yang diberikan kepada driver dikeluhkan karena semakin sulit dicapai. Baru -- baru ini Grab memunculkan menetapkan skema insentif berubah menjadi sistem berlian (Tribunnews.com 2018/12/05). 

Dikutip dari Tribunnews, pendapatan yang diterima oleh irfan selaku driver pada mitra tersebut tak sebanding dengan usaha yang dilakukan mitra pengemudi di lapangan. Belum lagi aturan penarifan yang dianggap tidak transparan dan kerap berubah termasuk soal skema insentif yang semakin sulit dicapai.

Pada tanggal 4 April 2019 di kota Balikpapan, driver melakukan demo di hotel Her (tribunnews). Mereka mengeluhkan netralitas oknum Grab dan menuntut dikembalikannya point malam serta insentif. Tentu hal ini menjadi suatu permasalahan bila ditinjau ulang, mengingat usaha yang dikeluarkan juga lebih jika dibanding jam-jam operasional pada umumnya. 

Belum lagi driver yang bersangkutan harus berbagi hasil pendapatan dengan perusahaan yang bersangkutan (dilansir infokerjakuu.com driver harus berbagai hasil sebanyak 10-15% dengan perusahaan grab dan situs moneysmart.id 20% untuk gojek). Rush hour terjadi pada pukul 8 pagi sampai 10 pagi, ketika orang-orang sedang sibuk menuju tempat kerja, sekolah serta pukul 4 sore hingga 7 malam dimana orang-orang kembali pulang ke rumah. 

Pada jam-jam sibuk ini, kemungkinan driver untuk mendapatkan orderan sangat tinggi. Namun berkaitan dengan banyaknya demand ini membuat "lonjakan" ongkos yang didapat driver tidak begitu besar, sehingga driver harus melakukan perjalanan yang banyak agar meraup untung.

Di lansir id.techinasia.com pada sisi customer, banyak inovasi yang terus dikembangkan perusahaan transportasi online ini agar terus diminati. Grab Meluncurkan Fitur Ramalan Jam Padat bagi Pengguna nya, dimana Widget ini menyediakan informasi perkiraan tren untuk dua jam ke depan, serta mengumpulkan data mengenai ketidakseimbangan historis antara penawaran dan permintaan di lokasi pengguna berada pada periode waktu tertentu. 

Dengan adanya fitur ini, diharapkan penumpang mengetahui lonjakan yang terjadi dan tidak akan dikejutkan dengan tarif yang lebih tinggi serta membantu mereka memilih jadwal yang lebih baik dalam melakukan perjalanan.

Menurut anda, dalam waktu kedepan akankah transportasi online terus berkembang seperti saat ini ? atau alih-alih berkembang pesat, perkembangan ini justru menjadi boomerang bagi transportasi online sendiri? Komentar dibawah ini, yuk!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline