Jakarta, 04 April 2019 Schneider Electric. perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi. mengajak para pelaku industri dan ahli Teknologi Informasi untuk Iebih mengenali kebutuhan manajemen data perusahaannya dan mengambil langkah strategis dalam pengelolaan data center untuk meraih peluang ekonomi digital.
Hal tersebut diungkapkan pada acara Schneider Electric Innovation Day 2019 dengan tema 'Powering and Digitizing the Economy' yang diselenggarakan pada 04-05 Aptil 2019 di Fairmont Hotel, Jakana.
Xavier Denoly, Country President Schneidet Electn'c Indonesia mengatakan 'Saat ini industri tengah menghadapi gelombang intemet berikutnya atau Internet of Things yang tidak hanya menghubungkan antar manusia namun juga manusia dengan perangkat mesin dan perangkat dengan perangkat.
Diperkirakan 5 miliar orang akan terkoneksi dengan 30-50 miliar benda dan mesin. atau secara tidak Iangsung dapat dikatakan 10x Iebih banyak Perangkat yang terhubung secara bertahap daripada orang yang terhubung pada tahun 2020 . Lonjakan big data dan konsumsi energi akan semakin besar dan dibutuhkan strategi pengelolaan yang dapat mengubah data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bisnis yang Iebih tepat sasaran, dengan strategi pengelolaan energi yang berdampak Iangsung pada efisiensi biaya operasional dan peningkatan produktivitas.
Pertumbuhan pasar data center di Indonesia meningkat dua kali Iipat sejak 2015 hingga 2018 dan akan terus bertumbuh dengan diperkenalkannya solusi hybrid cloud yang akan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan data yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan anggaran perusahaan. Berbagai pilihan data center telah tersedia di pasaran memungkinkan manajemen perusahaan dan staf TI mengombinasikan pengelolaan datanya baik dengan centralized data center on premise cloud. maupun Iocal edge data center.
Perusahaan perlu mengenali kebutuhan pengelolaan data yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik bisnisnya. Perusahaan yang tidak memiliki banyak cabang bisa saja cukup dengan data center on premise yang tersentralisasi di kantor pusat dan cloud. Namun perusahaan seperti retail. perbankan maupun institusi pemerintahan yang memiliki banyak kantor di daerah perIu mengombinasikan antara centralized data center on premise, local edge data center dan cloud untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas data dan menghindari Iatensi data.
Tantangan selanjutnya bagi perusahaan setelah mengenali kebutuhan pengelolaan datanya adalah memastikan ketahanan dan kebedangsungan operasional di dalam ekosistem data center yang semakin kompleks dengan strategi pengelolaan energi yang lebih andal dan efisien dalam satu platform. Ungkap Yana Achmad Haikal, Vice President of Secure Power Division, Schneider Electric Indonesia.
Kegiatan operasional Data Center membutuhkan pemantauan 24/7 mulai dari pasokan listn'k, pengaturan suhu dan kelembaban udara, hingga identifnkasi potensi kerusakan perangkat Dengan EcoStruxure IT dari Schneider Electric, arsitektur terbuka berbasis IoT untuk manajemen data center. perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja infrastruktur dan mengurangi risiko. Platform EooStruxure IT dari Schneider Electric memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence dan machine learning yang memungkinkan konsolidasi data dari berbagai aset infrastruktur data center di pusat cloud dan memben'kan analisa prediktif dan proaktif untuk pengambilan keputusan secara real time. lnformasi dapat diakses dan' jarak jauh melalui telepon genggam maupun PC sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan secara real time dan meningkatkan produktivitas staf Tl.
Sektor Data Center merupakan salah satu dari empat sektor yang menjadi fokus Schneider Electn'c di Indonesia selain sektor bangunan, industri dan infrastruktur. 80% pelanggan korporasi kami di segmen data center telah memanfaatkan EcoStruxure IT. Di sektor perbankan, Bank Exim dan Bank BRI mempakan salah satu contoh pelanggan kami yang menerapkan EooStruxure IT untuk pengelolaan data centemya. Dengan EcoStruxure IT, perusahaan dapat meningkatkan eflsiensi energi hingga 30%. meningkatkan pengelolaan infrastruktur dan mengurangi risiko kendala listrik hingga 30%, serta menurunkan biaya operasional hingga 20%.Tutup Yana Achmad Haikal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H