Lihat ke Halaman Asli

Dimas Satria Putra

Writer, Videographer and Editor

Jurnalisme dalam Media Sosial

Diperbarui: 29 Mei 2016   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

manadosatunews.com

Komunikasi dari masa ke masa sudah semakin berkembang, utamanya soal sarana penyebaran informasi. Hadirnya teknologi benar-benar membantu informasi tersebar ke masyarakat. Baik dari komunikator ke komunikan, maupun feedback dari komunikan ke komunikator. Gadget adalah perangkat yang membantu masyarakat untuk mengakses internet dengan berbagai informasi di dalamnya. Tidak hanya berskala lokal, namun juga mencakup nasional.

Gagdet berupa laptop, tablet, maupun telepon pintar dapat dimiliki siapa saja. Bahkan kini dapat dimiliki oleh semua kalangan dari status sosial yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Perangkat elektronik yang mampu tersambung dengan internet membantu mereka untuk dapat menerima informasi secara cepat.

Berbicara terkait informasi, kini masyarakat dapat turut berselancar dan memiliki akun untuk bisa bergabung dengan lingkungan baru bernama media sosial. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya adalah lingkungan baru untuk berinteraksi kepada mereka yang memiliki akun juga. Mereka penghuni media sosial dapat berbagi informasi terkait apa yang terjadi di sekitarnya hingga mencari dukungan atas suatu kejadian.

Jurnalisme Media Sosial

Jurnalisme sudah sejak lama muncul. Mengusung penyebaran informasi dengan format 5W + 1H sebagai perangkat kelengkapan beritanya, jurnalisme bermaksud untuk memberi informasi yang jelas dan tidak mengaburkan untuk masyarakat. Mengikuti perkembangan jaman, jurnalisme mulai masuk ke internet dan perlahan membuka diri kepada masyarakat lewat media sosial.

Jurnalisme melalui media sosial pun mampu diterima masyarakat secara cepat. Feedback dari masyarakat atas berita yang diunggah media pun juga dapat diterima secara cepat sehingga dapat menjadi evaluasi bagi media untuk memeperbaiki kualitas berita.

Salah satu hal yang paling meresahkan terkait berita-berita di media sosial kini adalah penggunaan bahasa dan kalimat seperti judul dan lead yang membuat munculnya berbagai macam persepsi dari masyarakat. Judul dan lead yang menghebohkan tersebut menjadi pertanyaan dalam benak penulis, “apakah sudah tidak ada cara lain untuk mendapat perhatian dari masyarakat?”.

Judul dan lead yang ditampilkan di media sosial dapat dibaca oleh semua orang dan berpotensi menarik perhatian. Terlalu beresiko ketika penulisan judul terkesan kontroversial. Hal ini harus menjadi pertimbangan media besar karena menyangkut martabatnya di mata masyarakat. Padahal penulisan judul kontroversial identik dengan akun-akun berita abal-abal.

Di sinilah kemudian muncul pertanyaan, “apakah media besar telah kehilangan martabatnya sebagai penyambung informasi dari dan untuk masyarakat?”.

Media besar harus kembali ke jalannya dengan gaya bahasa yang benar. Meski sudah masuk dalam lingkungan media sosial, penulisan tetap harus dipertahankan dan tidak terbawa arus begitu saja dengan gaya bahasa masyarakat di media sosial.

Jurnalisme Warga, Jurnalisme Praktis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline