Lihat ke Halaman Asli

Dimas Yuri Ramdhana

Editor dan Penulis Lepas

Mencari Sarapan di Warpat, Puncak

Diperbarui: 23 Juli 2023   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tujuan kami hari itu adalah Warpat di Puncak, Bogor. Lebih spesifik lagi, tujuan saya mengajak anak perempuan satu ini adalah untuk sarapan di Warpat sekaligus touring naik motor.

Warpat adalah tempat makan di pinggir gunung berupa bangunan sederhana berisi kumpulan warung makan yang berdempetan. Menunya pun sederhana sama seperti menu warkop di kota, yaitu Indomie, nasi goreng, roti bakar, lalu minumnya teh, kopi, dan minuman kemasan lainnya.

Hal yang menurut saya agak berbeda dari tempat itu adalah letak, suasana, dan pemandangannya. Ia di pinggir tebing. Ditambah suasana pemandangan hijau yang memanjakan mata dan udara dingin-dingin sejuk yang memanjakan badan.

Karena tujuan kami adalah sarapan, sehabis Subuh sekitar pukul lima pagi kami sudah bersiap. Motor dipanaskan dan kami sudah berpakaian. Kami pun berangkat.

Udara masih sejuk dan segar. Kendaraan di jalan tidak banyak. Langit masih gelap dan lampu jalan masih menyala. Rasanya sangat menyenangkan mengarungi jalan yang sepi dengan lagu San Fransisco Street-nya Sun Rai atau lagu santai yang lain.

Salah satu yang menyenangkan perjalanan dari pagi hari adalah melihat sebuah proses dan perubahan. Dari sepi ke ramai, dari gelap ke terang. Tampak seperti sebuah kehidupan yang bertumbuh dan berkembang.

Belum lagi dengan pemandangan dan suasananya. Dari Kota Depok, lalu memasuki Cibinong, pinggiran Sentul, Kota Bogor, kemudian kawasan Puncak. Semua punya ciri khas dan kesan tersendiri di hati.

Meskipun mulai tampak matahari, tangan ini mulai terasa dingin diterpa angin. Semakin ke atas, udara semakin dingin. Udara dingin pagi yang gelap, mulai bertukar dengan udara dingin dataran tinggi meskipun langit sudah terang.

Saya lupa memakai sarung tangan. Jaket parka yang nyaman, celana jins yang tebal, serta kaus kaki dan sepatu, tidak bisa menutupi rasa dingin di buku-buku jari. Sebaiknya, pakailah sarung tangan agar nyaman selama di jalan.

Setelah melewati Masjid At-Tawwun dan tulisan "PUNCAK" di atas gunung, akhirnya kami sampai di Warpat. Tempat makan tersebut ada di sisi sebelah kanan dan pintu masuknya menanjak, hanya bisa untuk kendaraan roda dua. Meskipun pagi hari di Minggu pagi begini, sudah ada orang yang datang seperti kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline