Lihat ke Halaman Asli

Dimas Yuri Ramdhana

Editor dan Penulis Lepas

"No Woman No Cry" Bob Marley yang Sesungguhnya

Diperbarui: 12 Januari 2023   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sekitar tahun 2007, remaja di bangku SMA itu tidak pernah mendengarkan lagu reggae sebelumnya, kecuali dari Steven & Coconut Treez yang sering mengudara di media televisi dan radio melalui "Welcome to My Paradise" sejak rilis pada tahun 2005.

Tiba-tiba seorang kawan datang ke kelas dan benyanyi.

"No woman no cry! No woman no cry!"

Senandungnya terang-terangan sembari mengajak para lelaki lain tak perlu sedih jika tak punya kekasih.

Kawan saya baru saja putus dengan pacarnya. Ia menyanyikan lagu Bob Marley sebagai usaha agar perasaannya tidak merasa sedih. Namun, saya percaya bahwa hatinya tidak bisa dibohongi.

Lagu "No Woman No Cry" tampak mewakili kesulitan laki-laki yang melewati hari-hari dirundung sedih tak punya kekasih. Lirik pada bagian reff-nya sangat dominan sehingga lirik pada bagian lain seperti tidak mendapatkan perhatian.

Jika lagu tersebut dinyanyikan dalam penampilan secara langsung di panggung, para jomblo akan bersama-sama menyanyikan lagu itu dengan lantang. Bahkan, mungkin laki-laki yang punya pasangan juga turut bernyanyi karena kebetulan ia memiliki pasangan yang menambah beban pikiran.

Lagu tersebut hadir pada tahun 1974, tepatnya dalam album Natty Dread. Pada tahun 1975, lagu tersebut muncul kembali dengan versi live.

Faktanya, lagu "No Woman No Cry" bukan lagu untuk para lelaki yang tidak mempunyai kekasih. Justru, dari keseluruhan liriknya, lagu itu diasumsikan merupakan ekspresi Bob Marley kepada istrinya, Rita, dan perempuan Kota Trench di Jamaika yang hidup dalam kesulitan. Bob Marley berkata, "Jangan Gadis, jangan menangis."

Mereka duduk berkumpul di halaman Kota Trench, membakar kayu untuk menghangatkan tubuh, dan memasak makanan murah untuk dimakan bersama-sama. Mungkin saat itulah Bob Marley berusaha menghibur istrinya yang sedang menangis. Tentu Rita boleh menangis dan kemudian berhenti mengikuti permintaan suaminya. Namun, yang musti kita tahu bahwa Rita adalah seorang wanita tangguh dalam badai kehidupan.

Perhatian seorang suami dan kesabaran seorang istri merupakan dasar dari tali panjang pada lagu tersebut. Ditambah, situasi kemiskinan di Kota Trench dan ketangguhan para wanitanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline