Di Zaman serba teknologi seperti ini apapun sudah gampang dan instan , kita hanya perlu smartphone dan koneksi. Banyak konten kreator yang bermunculan seiring zaman dan semakin banyak konten konten yang kreatif dan sampai nyeleneh. Teknologi pun maju pesat seiring zaman dari smartphone , laptop , kamera , tv dan berbagai teknologi lainnya. Bagi saya yang masih menjalani kuliah semester 4 di Universitas Ahmad Dahlan dan jurusan Ilmu Komunikasi, teknologi dan sosial media sangatlah penting bagi saya. Saya dituntut mempunyai gear setidaknya tripod dan kamera yang membantu saya mengerjakan tugas dan membuat konten kreator. Saya belum terlalu lama menjadi konten kreator dan bahkan saya kadang tidak menganggap saya adalah konten kreator, saya hanya membuat sesuatu yang ada di pikiran saya menjadi nyata . Saya suka mengutarakan pikiran saya ke sosial media seperti Instagram, kedepannya pun saya akan berniat mengumpulkan foto foto yang saya ambil sendiri lalu saya kirim ke shutterstock karena dari jepretan foto kadang saya bisa mengutarakan apa keresahan saya meskipun kadang orang lain tidak paham dengan apa yang saya maksut.
Konten kreator adalah merupakan sebutan bagi seseorang yang melahirkan berbagai materi konten baik berupa tulisan, gambar, video, suara, maupun gabungan dari dua atau lebih materi. Nah konten-konten yang dibuat oleh para konten kreator itu biasanya di up di instagram dan youtube. Nah, untuk menjadi seorang content creator, Quipperian dituntut untuk punya ide-ide orisinil supaya bisa menghasilkan materi baru yang berbeda tapi tetap bisa diterima dan laku di masyarakat. Konten yang kamu buat pun diharapkan bisa menjadi trend-setter. Selain itu, jika ingin menjadi content creator yang andal dibutuhkan kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam hal menulis, mengambil foto, merekam gambar, maupun menyunting video.
Dari gear yang saya gunakan hanyalah sony a6000 dan diampingi mic sony gun dan dengan stabilizer crane yang bagi saya sudah cukup untuk bermain cinematican , saya juga kadnag suka memotret dengan menggunakan lensa 50MM 1.8 . Tidak begitu mahal gear nya dan belum sangat proper tentu saja sangat banyak kekurangan bagi saya. Walaupun skill yang menentukan namun saya memang belum terlalu handal , saya juga gharus lebih banyak belajar. Dari sisi gear mendapatkan 60% dan 40% nya dalah skill saya yang menentukan. Tapi dari kekurangan itu saya belajar bahwa saya masih belom bisa apa apa dan memotivasi saya agar lebih semangat lagi, setiap konten orang berbeda dan ada brand nya sendiri.
Kekurangan tiap orang pasti berbeda dan kelebihan orang pasti berbeda pula, untuk saya hanya perlu bekerja lebih giat dan lebih brainstroming untuk menciptakan konten yang seru dan mendidik, dan gear yang memumpuni pula sangat menentukan hasil yang lebih profesional. Se kreatif apapun kita akan tetap penting Branding kita sendiri seperti apa. Seperti public figur mempunyai brandingnya masing masing. Bahas soal Branding di setiap public figur banyaklah yang harus dibahas karena ini yang menentukan kualitas konten di Indonesia seperti apa, saya sangat anti dengan konten prank dan drama drama yang tidak bermutu namun di Indonesia kenapa itu sangat ramai diburu, banyak gimik yang bermunculan sehingga terkesan Indonesia menjadi seperti yang sekarang, banyak dampak negatifnya pula.
Bicara soal konten Indonesia sepertinya sudah susah untuk menjadi sehat kembali, kembali lagi di tahun 2013 sampai 2017 dimana konten kreator sangatlah kreatif dan tidak ada gimik yang dimainkan . Semua demi skill mereka dibanggakan bukan demi uang uang dan cuan cuan masing masing. Indonesia masih bisa bangkit namun agak sedikit rumit dan susah karena ini sudah memasuki era baru dan kebiasaan baru dimana otak manusia sudah dibutakan dengan kepentingan uang , artis pun punya youtube. Semua pun makin kacau meskipun konten mereka keren namun kesan gimik dan mencari cuan mereka tidak lekang dari otak mereka.
Meskipun begini di Indonesia masih banyak talent talent yang berbakat dan bermain bersih. Banyak pemuda pemudi yang fikirannya sudah sangat maju. Konten mereka bermacam macam dan sangat menghibur dan mendidik , perlu di apresiasi. Namun kadang mereka kalah trending dengan hal hal yang berbau drama, sungguh ironis. Karena bagi saya konten yang mendidik itu tanpa gimik dan gorengan gorengan public figur. Seharusnya sudah waktunya Indonesia mulai sadar akan pentingnya ini, kasihan anak cucu kita jika disuguhi konten yang tidak mendidik seperti kebanyakan sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H