Lihat ke Halaman Asli

Dimas Tyo

S1 - Ilmu Komunikasi

Retorika Dakwah sebagai Manfaat

Diperbarui: 27 Juni 2024   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Oleh: Syamsul Yakin dan Dhimaz Prasetyo Utomo

(Dosen dan Mahasiwa UIN Jakarat)

Secara aksiologis, dakwah mempunyai banyak manfaat. Berdasarkan ayat dan hadis tentang dakwah, manfaat dakwah terbagi menjadi tiga. Pertama, kemaslahatan untuk umat, berupa menghilangkan kewajiban berdakwah dan menjadi orang baik di dunia dan akhirat.

Kedua, kemaslahatan bagi mad'u, berupa menghilangkan kewajiban menuntut ilmu dan meraih kebaikan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Ketiga, memberi manfaat pada alam berupa keseimbangan alam semesta. Sederhananya, manfaat dakwah berkaitan dengan kesejahteraan seluruh makhluk hidup sebelum dan sesudah kematian (kehidupan eskatologis).

Sedangkan manfaat retorika membimbing pembicara dalam menyampaikan materi secara efektif, efisien, dan menarik. Retorika juga berguna dalam mempersuasi khalayak karena pesan yang disampaikan berdasarkan data dan penelitian.

Retorika juga berguna bagi pendengar karena memahami pesan yang disampaikan pembicara secara lengkap, menyeluruh, informatif, mendidik, dan advokasi.

Berdasarkan manfaat retorika dan manfaat retorika dakwah di atas dapat disimpulkan beberapa informasi retorika dakwah. Pertama dakwah, dakwah termasuk keimanan, hukum, syariat, dan etika, dapat tersampaikan secara efektif, efisien, menarik, dan estetis.

Kedua, da'i dapat menciptakan interupsi terhadap isi pidatonya dengan menggunakan teknik pemecahan kebekuan dan bercanda. Inilah dan kelebihan dan kefasihan ketika berdakwah agar terhindar dari khotbah yang monoton dan monologis. Dalam konteks ini, penutur membuka ruang dan perhatian kepada pendengarnya dengan cara dialogis dan asertif.

Ketiga, kelebihan dakwah fasih adalah lebih memberi bobot pada materi dakwah karena memuat ilmu berdasarkan sumber yang terpercaya dan berwibawa. Hal ini terjadi karena pesan konferensi disusun secara sistematis, kreatif dan memenuhi nilai estetika

Keempat, ketika pengkhotbah berbicara, retorika berkhotbah memandu keputusannya. Misalnya saja saat berbicara dengan suara tinggi, sedang, dan rendah. Kapan harus menyemangati pendengar dan kapan harus mereka sedih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline