Lihat ke Halaman Asli

Surat Untuk Bumi yang Lagi Bersedih

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu tahu matahari itu juga termasuk bintang bukan?
Bintang yang dekat dengan kamu…
Dan, kamu menjadikan ia pusat untuk di kitari…
kamu sangat bergantung akan hal itu.

Tapi bila matahari itu terbenam, ada satu lagi benda langit yang bercahaya.
Bukan termasuk bintang, tapi dia bercahaya meskipun itu bukan berasal dari dirinya.
Benda itu, meskipun dia… akh, sangat kau remehkan.
Tapi dia selalu ada, bahkan lebih dekat dari matahari.

Satu yang spesial, dia mendedikasikan kamu sebagai pusatnya.
Wajahnya pun sangat manis, awal-awal dia tidak terlihat,
Kemudian dia mulai tersenyum berbentuk sabit,
Lama-lama makin tertawa, hingga akhirnya
Dia riang membulat utuh…

Jika mataharimu mulai acuh, benda itu yang bernama bulan akan tidak acuh.
Mulai sekarang carilah bulan.
Aku yakin, didekat-dekat kita, didekat-dekat kamu
Ada bulan.

Dia tidak sempurna, tapi berusaha kuat disempurnanya diri kamu.
Bulan adalah bulan, benda langit yang bermimpi menjadi bintang,
Agar kamu tetap kuat, dan hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline