Lihat ke Halaman Asli

Janda dan ATM

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saban sore, para ibu tetangga selalu berkumpul didepan rumah kontrakkanku ini. Macam-macam yang mereka lakukan, tapi yang jelas, bergosip adalah inti dari kesemuanya. Jika gosip mereka lucu, suara tawa mereka benar-benar menghebohkan. Membuat aku yang masih bujang ini terkadang senyum kecut akibat riuhnya suara didepan.

“Om, kok duduk didalam? Sini, duduk sini… gabung dengan kita-kita!” salah satu ibu berusaha mengajak diriku yang sedang asik duduk didepan laptop sambil membaca tulisan-tulisan dikompasiana.

“Nggak bu, dari sini saja. Sudah cukup kok…” jawabku sopan.

Topik gosip sore ini, benar-benar seru. Karena aku melihat hampir semua ibu-ibu itu berbicara sambil semangat empat-lima.

“Jeng, tahu gak? Janda yang ngontrak disebelah sana, ternyata sudah kawin lagi loh!” salah satu ibu membuka percakapan.

“Ah, iya… kemarin saya lihat suami barunya!” balas salah satu ibu yang lain.

“Masa’ sih jeng? Saya sebagai Ibu RT disini kok tidak diberitahu sih?”

“Nah, Bu RT sih. Gak gaul!”

“Enak saja. Saya ini dibilang gak gaul. Situ kali, yang udik! Masa’, mau ambil uang di atm aja gak ngerti caranya. Sampai minta bantuan saya.”

“Loh! Saya ini takut, kan sekarang banyak yang hipnotis-hipnotis gitu.”

“Hipnotis apaan? Uang dikit aja belagu!”

“Eh, Bu RT jangan sok ya!”

“Sudah-sudah! Jangan nge-gemesin lagi ya, Bu RT sama Bu Susi.”

“Bukan begitu Mama Taufik, Bu RT ini benar-benar menjatuhkan saya!”

“Dorong kali! Gitu aja kok marah!”

“Nah kan Mama Taufik. Dengar sendiri gak? Bu RT ini dah macem-macem!”

“Ah, situ yang mulai!”

“Sudah Bu RT! Gak usah ribut lagi!”

“Mama Taufik ini, kok ikut campur sih?”

“Loh, saya ini mau mendamaikan saja!”

“Iya, Mama Taufik. Bu RT ini rese’!”

“Apa kamu bilang, Sus?!”

….. (Suasana kemudian menjadi ribut tak terkendali)

Aku yang melihat perkelahian didepan menjadi kagok. Perkumpulan ibu-ibu yang tak resmi ini bakal terancam bubar akibat perpecahan. Ibu RT dan Ibu Susi akhirnya membuat dua kubu. Semua saling membela dan merasa benar.

Belum sampai azan maghrib, para ibu tetangga yang kurasa sudah berusia diatas umur tiga puluh lima lebih, membubarkan diri. Aku yang sedari tadi melihat semuanya, hanya bisa geleng-geleng kepala. Semula yang ingin membahas janda, malah berakhir menjadi pertengkaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline