Mimpi Buruk Calon Mahasiswa Baru pada Hari Guru
Catatan Pada Hari PEndidikan
Unseod, Universitas Jenderal Sudirman terlatak di Purwokerto, sebagai salah satu perguruan tinggi yang sudah cukup tua. Dalam beberapa hari diwarnai dengan demo dari para calon mahasiswa baru. Kerena kenaikan UKT. Di tengah gonjang ganjing ekonomi dan naiknya barang-barang. Pemerintah ikut menaikan harga minyak. Tentu akan semakin menekan kehidupan masyarakat bawah.
Dunia pendidikan juga ikut-ikutan menaikan UKT, sebuah keputusan yang tidak bijak. UKT seharusnya disesuaikan dengan kemampuan setiap mahasiswa dengan bijak. Mereka yang berpenghasilkan tinggi UKT tinggi, dan yang tidak mampu seharusnya sekecil-kecilnya atau bebas sama sekali. Kemungkinan kenaikan UKT juga akan terjadi di PTN lain yang memberatkan para mahasiswa baru. Jika para mahasiswa diam saja maka kenaikan akan berjalan mulus-mulus saja. Sebagaimana naiknya BBM yang sepi dari demi.
Dahulu pada saat orde baru kenaikan 200 rupiah, akan menjadi jalan demo bagi mahasiswa. Karena kenaikan BBM berdampak luas bagi ekonomi. Kenaikan UKT juga berdampak kesempatan untuk menempuh pendidikan. Padahal pendidikan yang berkualitas merupakan jalan untuk memangkas kemiskinan.
Karena pendidikan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa memang menjadi kewajiban. Sudah saatnya pemerintah menerapkan wajib belajar sampai perguruan tinggi. Mau tidak mau jika ingin meningkatkan sumber daya manusia. Tentu dengan pendidikan yang berkualitas, dan siap untuk melakukan berbagai perbaikan ketika lulus. Bukan menjadi lahan penggangguran baru yang menjadi beban bagi masyarakat dan negara.
Momentum Hari Pendidikan Nasional 2 Mei harus dijadikan sebagai titik balik untuknperbaikan sistem pendidikan yang sudah ada. Indonesia bisa memberikan biaya sekolah gratis dari Es Ed sampai Perguruan Tinggi, asalkan pemerintah mempunyai kemauan yang kuat. Bagi mereka yang diterima di negeri kebanyakan yang tidak mampu atau dari golongan menengah ke bawah. Harapanya mendapatkan UKT yang murah dan mampu dijangkau. Jika UKT terus naik, maka tidak dapat berkuliah dan perbaikan terhadap nasib belum dapat dilakukan.
Pendidikan adalah alat pemotong kemiskinan, maka kalau kemiskinan akan dipangkas, yang sekolahlah setinggi-tingginya rakyaknya dengan pendidikan yang murah dan berkualitas. Tentu dengan subsidi dari pemerintah. Setela mereka mendapatkan pendidikan yang baik dapat mencari kehidupan sendiri. Bahkan dapat menciptkan lapangan kerja sendiri dan bagi orang lain.
Patut disyukuri setelah mendapat banyak sorotan kenaikan UKT di Unsoed dibatalkan, atau ditunda. Seperti yang diberitkan kompas "Pimpinan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) memutuskan untuk mencabut Peraturan Rektor Nomor 6 Tahun 2024 tentang Biaya Pendidikan. Peraturan tersebut dicabut setelah banyak mahasiswa baru Unsoed yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024 merasa keberatan dengan kenaikan biaya uang kuliah tunggal (UKT) yang baru. Banyak mahasiswa baru maupun mahasiswa lama di Unsoed yang menilai kenaikan uang UKT tersebut terlalu mahal dan tidak masuk akal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Dikritik, Unsoed Batalkan Kenaikan Biaya Kuliah UKT", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/edu/read/2024/04/30/141207771/banyak-dikritik-unsoed-batalkan-kenaikan-biaya-kuliah-ukt.
Mahasiswa memang perlu bersatu padu, menghidupkan nurani, membela rakyat, dan sebagai jalan penegakan akhlak dan kebenaran. Mahasiwa harus dapat menjadi garda terdepan untuk menggebuk ketidakadilan. Perjuangan yang dulu kami lakukan untuk merobhohkan orde baru. Cita-cita KKN kami gulirkan, sekarang sudah hancur berkeping-keping. Bukan hanya pada saat-saat naik UKT.
Setidaknya memperjuangkan diri sendiri pada mahasiswa Unsoed harus terus dinyalakan, kemudian dikobarkan untuk kepentingan yang lebih besar. Untuk melawan ketidakadilan, kemiskinan, kemuduran demokrasi, dan berbagai penyelewengan yang dilakukan oleh banyak pihak. Selamat berjuang para mahasiswa. Cerdaskan otakmu, dan potong kemiskinan dengan bersekolah setinggi-tingginya.