Lihat ke Halaman Asli

Dimas rizqi

Mahasiswa UNS

Memboyong Masyarakat Desa Jatibatur, Tim KKN 67 Mengadakan Workshop Pembuatan Sabun Le Grass 67

Diperbarui: 6 Maret 2022   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim KKN UNS 67 berfoto bersama seusai workshop pembuatan sabun cuci tangan le grass 67 di bayan 1 mororejo, Jatibatur, kecamatan gemolong, sragen. (Dokpri)

SRAGEN---Dewasa ini, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang kesehatan dan kebersihan  tengah digiatkan. Terlebih dengan munculnya varian virus Omicron yang kian hari menimbukan banyak permasalahan di bidang kesehatan juga ekonomi.

Kondisi tersebut menggerakkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kelompok 67 untuk mengadakan pelatihan pembuatan Sabun Cuci Tangan Le Grass 67 yang dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2022 di kebayanan 1 Mororejo, Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

Workshop ini dilaksanakan bersama ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta perangkat kebayanan 1 sebanyak 36 orang.  Bahan dasar yang digunakan dalam workshop pembuatan sabun ini tergolong mudah, karena tidak membutuhkan peralatan yang rumit dan proses yang dilakukan sederhana.

Ketua pelaksana workshop sabun cuci tangan Le Grass 67 KKN UNS, dimas rizqi mengatakan,  sabun cuci tangan berperan penting untuk memutus rantai virus dan bakteri. Sementara itu, Bahan dasar yang digunakan diantaranya adalah texapon, garam dapur, Air matang, gliserin, H2O2, Pewarna makanan, dan ekstrak sereh sebagai ciri khas sabun ini.

masyarakat dan mahasiswa KKN dalam pembuatan sabun cuci tangan Le Grass 67 (Dokpri)

 "Sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri pada diri sendiri dan orang lain ialah dengan mencuci tangan dengan sabun. Karena tangan menyentuh berbagai macam benda serta kotoran. Di musim pandemi ini, tentunya masalah kesehatan dan ekonomi lah yang paling terdampak. Oleh karena itu, selain memberikan pelatihan pembuatan sabun cuci tangan, workshop pembuatan sabun ini juga dapat menciptakan peluang usaha baru", paparnya.

Dalam prosesnya, texapon yang sudah dimasukan kedalam gelas ukur, kemudian diaduk dengan garam dapur selama 10-14 menit menggunakan pengaduk. 

Setelah itu, ditambahkan gliserin sebagai pelembut tangan, sedikit H2O2 sebagai anti bakteri. Menambahkan Pewarna makanan, dan ektrak sereh yang memiliki banyak khasiat. 

Terahir, penambahan air sampai takaran yang ditentukan. Setelah semua bahan diaduk dan sudah menyatu, sabun dimasukan kedalam botol kemasan. kemudian didiamkan semalaman sebelum dapat digunakan sebagai sabun cuci tangan.

proses pengemasan sabun hasil produksi masyarakat desa Jatibatur, sragen (Dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline