Lihat ke Halaman Asli

Hingar Bingar Mahasiswa Organisasi yang Hanya Cari Sensasi

Diperbarui: 30 Maret 2024   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sewajarnya sebagai makhluk sosial manusia perlu bersosialisasi dengan manusia lainnya agar tetap terjalin hubungan yang erat antar sesama. Interaksi antar sesama manusia ini sangat diperlukan karena akan berakibat fatal bagi manusia. Salah satu contoh yang jelas dirasakan saat ini adalah timbulnya rasa depresi dan stres oleh manusia. Karenanya manusia akan dengan sadar untuk berkumpul mencari manusia lain dan melakukan interaksi. Dengan begitu, akan terlahirlah suatu kelompok sosial yang di dalamnya berkumpul manusia satu dengan manusia lainnya untuk berinteraksi.

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt menungkapkan bahwa kelompok sosial dapat terbentuk jika manusia menyadari akan keanggotaanya dalam kelompok tersebut dan berinteraksi dengan anggota di dalamnya. Ketika sebuah kelompok sosial sudah diisi oleh anggota yang sadar akan keanggotaanya, akan timbul keinginan dari kelompok yang ingin mencapai tujuan bersama dan menjadi sebuah organisasi. Organisasi mewadahi keinginan anggotanya untuk bisa berkembang, maka dari itu organisasi hadir untuk merangkul anggotanya. Sudah banyak organisasi bertebaran di lingkup kehidupan manusia, dari lingkup RT/RW sampai lingkup kampus.

Organisasi di lingkungan kampus lebih menekankan keahlian mahasiswa atau anggotanya untuk dapat mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya agar tidak terpaku dengan prospek pekerjaan dari jurusan yang diemban saat ini. Seorang mahasiswa jurusan teknik mesin, tidak akan selalu menjadi orang yang ahli akan permesinan, tapi bisa saja menjadi fotografer. Ditambah sebanyak 87% dari jumlah mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan. Dengan adanya organisasi di lingkup kampus inilah, menjadi sarana alternatif bagi mahasiswa untuk menjadi apa saja.

Dalam perjalanannya, bukan tidak mungkin dalam sebuah organisasi terdapat masalah di dalamnya, entah dari sesama anggota atau dengan organisasi lain. Namun, yang tengah kita soroti adalah masalah yang terjadi dari dalam organisasi tersebut, yang disebabkan oleh anggota organisasi itu sendiri. Namun, tujuan mulia ini kerap disalah gunakan oleh mahasiswa. Mereka lebih mengutamakan organisasi tanpa mendahulukan persoalan studinya. Padahal, syarat utama seorang mahasiswa menjadi anggota dalam sebuah organisasi kampus adalah dengan status  sebagai mahasiswa aktif. Hal ini nantinya yang akan menjadi masalah dalam organisasi. Dengan anggotanya yang bermasalah dengan perkuliahannya akan berpengaruh pada organisasi yang akan kehilangan anggota dan nantinya akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya, serta bagi anggotanya karena tidak memiliki tempat untuk mengembangkan potensi.

Mahasiswa tentu akan mencari jalan pintas untuk tetap eksis di organisasi tanpa harus mengerjakan tugas kampus. Dengan maraknya pekerjaan ‘Joki Tugas’, segala  hal yang tidak dapat diselesaikan bisa terselesaikan oleh uang. Mengakibatkan mahasiswa tidak memiliki esensi dalam belajar di kampus. Jika rasanya ‘Joki Tugas’ terlalu mengeluarkan modal, beberapa mahasiswa justru akan mengandalkan apa yang telah mereka dapatkan di organisasi. Mereka melakukan plagiarisme tugas, dengan ilmu argumen yang telah didapatkan di organisasi, mereka akan membela dengan sepenuh hati kalau merekalah yang mengerjakan tugas tersebut. Ditambah relasi mereka yang berada di mana-mana, bukan hanya sekedar teman sekelas, sejurusan, se-fakultas, tapi bisa juga teman di seluruh kampus. Mereka mengincar mahasiswa yang berada dalam kondisi yang sebaliknya, agar tidak ada perlawanan yang didapatkan. Tugas bisa selesai, urusan organisasi tetap lancar.

Padahal, tujuan utama dari organisasi adalah untuk merangkul anggotanya agar bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan mencapai tujuan bersama. ‘Tujuan bersama’, dua kata yang tidak pernah tertinggal dari organisasi. Bisa dilihat dari apa yang mereka raih, atau apa yang mereka berikan. Seperti halnya dengan organisasi kampus yang lebih menekankan pada apa yang mereka berikan kepada lingkungan sekitar sebagai cerminan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Pengembangan, dan Pengabdian. Sehingga mahasiswa yang sudah mendapatkan ilmu harus dikembangkan, agar nantinya bisa mengabdi dan memberikan dampak kepada lingkungan sekitarnya. Hal itu yang diterapkan oleh organisasi kampus dengan membuat acara yang berguna untuk masyarakat.

Dari acara tersebut yang terkadang organisasi kampus juga menjadi ancaman horor bagi beberapa mahasiswa, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi finansial yang tidak berada. Dikarenakan pula organisasi yang biasanya akan lebih sering menggelontorkan uang ketimbang mendapatkan uang. Bagaimana mereka bisa mendapatkan uang untuk modal acara mereka dengan relasi yang tidak banyak. Ada yang melakukan dana usaha dengan menjual barang atau makanan. Tidak jarang almameter mereka terpampang di siaran televisi sebagai penonton bayaran. Menguras waktu, juga menguras tenaga, tidak lupa menguras dana bagi mahasiswa. Mereka juga diberikan batasan waktu untuk mengumpulkan dana, yang membuat mereka selalu dibayang-bayangi tekanan.

Sementara mahasiswa yang sudah terlanjur masuk, akan memutar otak untuk tetap mendapatkan penghasilan di tengah gempuran pengeluaran organisasi yang ‘ugal-ugalan’. Seribu cara dicoba, dari cara yang halal hingga cara yang haram. Lebih buruk lagi, hal tersebut justru menjadi potensi mahasiswa untuk memiliki bakat yang lain, yaitu mencari uang secara instan. Entah dengan mencuri, atau dengan hal yang lainnya yang tentu dilarang. Bukan menjadi keharusan bagi mahasiswa untuk berada dalam situasi seperti ini, tapi kelak mereka akan berada dalam situasi ini. Hanya bagaimana nantinya mereka bisa menyelesaikan masalah ini. Namun, terlalu ekstrem agaknya jika harus berurusan dengan kriminalitas. Padahal mereka terjun ke dalam organisasi untuk bisa mengembangkan potensi yang berguna di masyarakat, bukan potensi yang dihindari oleh masyarakat.

Seribu cara dicoba, dari cara yang halal hingga cara yang haram. Mereka bahkan tidak segan-segan untuk melakukan korupsi yang nantinya akan berakibat pada kerugian yang dialami organisasi. Perilaku seperti ini, harusnya jadi perilaku yang patut dihindari bagi mahasiswa yang notabene sebagai calon penerus bangsa. Adanya mahasiswa adalah untuk mengubah kebiasaan buruk yang tengah ada dengan pengetahuan yang mereka dapat dari kampus. Bukan ikut terjerembab ke dalam lubang yang sama dan tetap melestarikan kebiasaan buruk yang sudah mengakar.

Jika membahas stratifikasi dalam organisasi kampus, tentu tidak terlalu timpang dengan stratifikasi dalam organisasi lain. Karena usia antara pemegang jabatan dengan anggota biasa tidak terlalu jauh, juga dihitung dari pengalaman yang mereka miliki tidak begitu jauh. Bukan berarti tidak ada kecemburuan sosial di dalamnya, dari perlakuan yang berbeda antara ketua dengan anggota biasa, sampai kesenangan yang berbeda antara ketua dengan anggota biasa. Dari sinilah mulai timbul konflik sosial antar anggota yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam organisasi. Sudah hal yang wajar bagi manusia memiliki ambisi untuk mencapai strata tertinggi dalam sebuah organisasi. Dengan begitu, mulai timbul persaingan antar anggota kelompok yang dipenuhi dengan intrik. Tidak jarang dari mereka yang menggunakan cara ‘kotor’ dan rela merugikan pesaingnya.

Mahasiswa adalah cerminan kaum intelektual, dengan biaya yang tidak murah membuat pendidikan akan terasa begitu prestisius bagi beberapa orang. Masyarakat menganggap mahasiswa adalah orang yang nantinya akan mengurus bangsa, mengubah yang buruk menjadi yang lebih baik nantinya. Dengan kondisi organisasi lingkungan kampus yang justru akan menimbulkan konflik antar anggotanya dan justru akan menimbulkan potensi yang tidak pernah berguna di masyarakat akan membuat semuanya sia-sia. Jika ujung-ujungnya menjadi seorang bajingan, lalu untuk  apa orang tua mencari nafkah dengan penuh harapan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline