Lihat ke Halaman Asli

Chipknip, Inovasi Teknologi Perbankan di Belanda

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13361489002003686914

Perkembangan teknologi informasi (TI) terus tumbuh begitu cepat. Hampir di setiap sektor kehidupan membutuhkan TI sebagai tools yang dapat mempermudah aktivitas sehari-hari. Tak terkecuali sektor perbankan.

Bukan rahasia umum lagi bila setiap bank kini berlomba memberikan produk dan layanan yang inovatif bagi nasabahnya. Dan TI merupakan elemen terdepan yang dapat membuat sebuah bank unggul dalam produk dan layanan dibandingkan pesaingnya. Mesin Automatic Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC), Kiosk, Internet Banking, atau SMS Banking adalah beberapa layanan perbankan yang sangat terkait dengan TI. Dengan menguasai layanan perbankan berbasis TI tersebut, maka bank pun semakin dekat dengan nasabahnya dan nasabah dapat merasakan kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan tersebut.

Kemajuan TI di perbankan sudah dirasakan di berbagai belahan dunia pada sekitar tahun 80-90an. ATM adalah media transaksi perbankan pertama yang menggantikan fungsi teller di bank dalam melakukan transaksi tarik tunai. Disaat ATM tengah dilakukan pengembangan untuk fitur-fiturnya pada tahun tersebut, penulis cukup terkejut ketika mengetahui bahwa Belanda telah melahirkan suatu inovasi lain di perbankan yang sangat luar biasa. Produk tersebut bernama Chipknip. Chipknip merupakan sistem elektronik debet yang terdapat di beberapa media pembayaran di Belanda. Sistem ini harus compatible dengan kartu ATM, karena kartu ATM lah yang menjadi pengakses sistem ini. Kartu ATM bank yang terdapat di Belanda telah menggunakan teknologi Chip di dalamnya dan berfungsi sebagai Chipknip, sehingga kartu ATM tersebut layaknya Smart Card atau Electronic Money (E-Money).

Untuk dapat menggunakan Chipknip, terlebih dahulu nasabah harus melakukan pengisian dana (top up) Chipknip pada kartu ATM-nya di terminal Chipknip yang terdapat di samping terminal ATM bank yang terdapat di Belanda. Jumlah nominal pengisian dana yang akan digunakan untuk Chipknip terbatas, karena Chipknip memang hanya digunakan untuk transaksi retail kecil. Setelah dana untuk Chipknip sudah cukup, barulah kita bisa bertransaksi di berbagai titik pembayaran, seperti restoran, parkir, toko, minimarket, telepon umum dan sebagainya. Kita hanya tinggal memasukkan kartu ATM kita pada mesin ATM kasir dan otomatis sistem Chipknip pada mesin tersebut akan membaca kartu kita dan mendebet sesuai dengan jumlah nominal transaksi yang dilakukan. Dan setiap bertransaksi dengan Chipknip tidak perlu memasukkan password. Canggih bukan?

Sebetulnya teknologi Chipknip ini sama dengan sistem Smart Card / E-Money yang ada di Indonesia, seperti kartu Flazz BCA, E-Toll Mandiri atau Jakcard Bank DKI yang dikembangkan pada pertengahan tahun 2000an. Namun yang membedakan adalah Chipknip merupakan teknologi yang ‘ditanam’ pada kartu debet / ATM bank di Belanda, dimana hal tersebut belum dapat dilakukan di Indonesia. Di Indonesia sendiri, hanya kartu kredit yang bisa interoperability dengan teknologi Smart Card. Mayoritas bank di Belanda, seperti Rabobank, Fortis, PostBank dan lainnya dapat menggunakan fasilitas Chipknip ini.

Chipknip sendiri telah diperkenalkan sejak tahun 1996 dan statistik menunjukkan bahwa transaksinya terus mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu sekitar 12% per tahun. Teknologi Chipknip yang dihadirkan ini sekaligus membuktikan bahwa perbankan di Belanda sudah sangat maju dan kreatif dalam menciptakan suatu teknologi baru bagi perbankan serta kemudahan bagi nasabah di Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline