Di ujung timur, fajar mengguratkan siluet merah,
Mentari berdandan dengan riasan kabut nan lelah.
Namun, di balik tirai embun yang menggigil pilu,
Ada nestapa yang melukis langit biru.
Burung-burung berkidung, suara yang meronta,
Seolah membawa pesan dari jiwa yang luka.
Angin pagi merangkai doa di antara dedaunan,
Namun membisikkan tangis dari jiwa yang berantakan.
Di sela gemulai sinar mentari yang membelai lembut,
Ada hati yang rapuh, terikat nestapa yang surut.
Seperti embun yang jatuh dari kelopak bunga,