Lihat ke Halaman Asli

Apakah Mustafa Kemal Ataturk Seorang Sosialis?

Diperbarui: 8 Desember 2024   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Mustafa Kemal Atatrk, pendiri Republik Turki dan arsitek ideologi Kemalisme, kerap kali memicu perdebatan mengenai orientasi politiknya, termasuk pertanyaan apakah dia seorang sosialis. Fakta sejarah dan analisis akademik menunjukkan bahwa ideologi Atatrk lebih kompleks daripada sekadar label sosialisme.

Kemalisme: Pilar Dasar Ideologinya

Kemalisme adalah ideologi yang terdiri dari enam prinsip utama: republikanisme, nasionalisme, populisme, statisme, sekularisme, dan reformisme. Prinsip ini bertujuan mentransformasi Turki dari kekaisaran Ottoman yang teokratik menjadi negara bangsa modern yang sekuler dan nasionalis. Salah satu elemen yang menonjol adalah statisme, yang sering disalahartikan sebagai sosialisme karena menekankan peran negara dalam ekonomi. Namun, pendekatan ini lebih dimotivasi oleh kebutuhan praktis untuk membangun infrastruktur ekonomi yang lemah dibandingkan oleh keyakinan ideologis terhadap kepemilikan kolektif.

Kebijakan Ekonomi: Antara Statisme dan Sosialisme

Atatrk menerapkan kebijakan ekonomi yang melibatkan campur tangan negara, seperti pendirian perusahaan milik negara dan kontrol terhadap sektor strategis. Namun, ini lebih merupakan upaya modernisasi dan industrialisasi cepat dibandingkan implementasi sosialisme. Model ini berorientasi pada efisiensi pembangunan negara, bukan redistribusi kekayaan seperti dalam sosialisme murni. Contoh konkret adalah pembentukan Smerbank dan Etibank, yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Turki.

Hubungan dengan Sosialisme

Atatrk bukan seorang sosialis dalam pengertian ideologi yang dikenal secara luas. Dia menolak prinsip-prinsip inti sosialisme seperti penghapusan kelas sosial atau kolektivisasi tanah. Kemalisme lebih fokus pada pembangunan nasional dan penguatan identitas bangsa Turki, yang sering kali mengesampingkan perjuangan kelas atau internasionalisme khas sosialisme. Pendekatan ini dapat dilihat sebagai pragmatisme politik untuk menyatukan negara yang multietnis dan penuh ketegangan pasca-Perang Dunia I.

Sikap terhadap Gerakan Buruh dan Sosialisme Internasional

Meski beberapa elemen kebijakan Atatrk menguntungkan kaum buruh, seperti undang-undang perlindungan pekerja, dia tetap mencurigai gerakan sosialis internasional. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh keinginannya untuk mencegah pengaruh komunis di Turki selama era awal Soviet. Hubungan pragmatis dengan Uni Soviet dalam hal dukungan ekonomi tidak pernah berkembang menjadi adopsi sosialisme di Turki.

Kritik dan Warisan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline