Lihat ke Halaman Asli

Immanuel Kant: Idealisme Transendental

Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://iphincow.com/immanuel-kant/

Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman abad ke-18, dikenal karena kontribusinya yang revolusioner dalam pemikiran filsafat modern. Salah satu konsep yang paling berpengaruh dalam karya Kant adalah "Idealisme Transendental," yang ia kembangkan dalam karya terkenalnya, Critique of Pure Reason (Kritik atas Akal Budi Murni). Idealisme transendental adalah pandangan yang berupaya menggabungkan antara empirisme dan rasionalisme, yang sebelumnya dipandang sebagai dua pandangan yang saling bertentangan.

Kant meyakini bahwa akal manusia memiliki peran aktif dalam membentuk pengalaman kita terhadap dunia, dan pandangannya ini mengarah pada konsep bahwa realitas tidak hanya ditemukan, tetapi juga diciptakan oleh akal. Idealisme transendental Kant menegaskan bahwa ruang dan waktu adalah struktur fundamental dari pengalaman manusia, tetapi tidak memiliki eksistensi independen di luar pengalaman tersebut. Dengan kata lain, mereka merupakan "bentuk" yang melekat pada cara kita mengamati dunia, bukan bagian dari dunia itu sendiri.

1. Konteks Historis: Rasionalisme vs Empirisme

Pada masa Kant, filsafat Barat terbagi dalam dua kubu besar: rasionalisme, yang dipelopori oleh tokoh seperti Descartes dan Leibniz, dan empirisme yang dipelopori oleh John Locke dan David Hume. Rasionalisme menekankan bahwa pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui pemikiran murni, sedangkan empirisme berargumen bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman. Kant berusaha mencari jalan tengah untuk menjelaskan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan memahami dunia.

Kant terinspirasi oleh argumen David Hume, yang skeptis terhadap kemampuan manusia untuk mengetahui hal-hal secara pasti melalui pengalaman. Hume mengkritik konsep sebab-akibat, menyatakan bahwa hubungan kausal hanya merupakan kebiasaan manusia dalam mengamati pola, dan bukan sesuatu yang dapat dibuktikan secara logis. Pemikiran Hume ini mendorong Kant untuk mempertanyakan dasar-dasar pengetahuan manusia, sehingga ia mengembangkan pendekatan baru dalam epistemologi melalui idealisme transendental.

2. Realitas Fenomena dan Noumena

Dalam konsep idealisme transendentalnya, Kant membedakan antara dunia fenomena dan noumena. Fenomena adalah dunia yang tampak bagi kita melalui pengalaman dan persepsi, sementara noumena adalah dunia "pada dirinya sendiri" atau realitas yang ada di luar kemampuan kita untuk mengetahuinya. Menurut Kant, kita hanya dapat memahami dunia fenomenal, karena dunia inilah yang disaring dan dibentuk oleh akal dan indra kita. Dunia noumenal, di sisi lain, berada di luar jangkauan pengetahuan manusia karena kita tidak memiliki sarana untuk mengalaminya secara langsung.

Distingsi antara fenomena dan noumena menjadi penting karena menunjukkan bahwa ada batasan-batasan pada kemampuan manusia dalam mengetahui dunia. Kant menekankan bahwa akal manusia hanya mampu memahami hal-hal sejauh yang dapat ditangkap oleh pengalaman kita. Sebagai contoh, kita memahami ruang dan waktu bukan karena mereka benar-benar ada di dunia luar, melainkan karena mereka adalah struktur dasar dari bagaimana kita mengamati realitas.

3. Kategori-Kategori Akal Budi

Kant juga memperkenalkan gagasan bahwa ada "kategori-kategori akal budi" yang digunakan manusia dalam mengorganisasi pengalaman. Kategori-kategori ini, seperti kausalitas, substansi, dan kualitas, adalah konsep-konsep fundamental yang ada dalam akal manusia dan memungkinkan kita untuk mengorganisasi persepsi kita terhadap dunia. Kategori-kategori ini tidak dipelajari atau diperoleh melalui pengalaman, melainkan merupakan aspek yang melekat pada akal manusia. Dalam pandangan Kant, akal manusia bekerja seperti lensa yang menyaring dan mengorganisasi informasi yang datang dari dunia luar, sehingga menghasilkan pengalaman yang terstruktur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline