Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Teori Geopolitik "Circle Of Baraka": Pelajaran dari Baitul Maqdis untuk Indonesia

Diperbarui: 15 Agustus 2024   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

adararelief.com

Teori geopolitik seringkali dipandang sebagai alat untuk memahami dinamika global dari perspektif kekuasaan dan pengaruh. Salah satu teori yang menarik untuk dikaji lebih mendalam adalah "Circle of Baraka," yang berakar pada konsep spiritual dan geopolitik di sekitar Baitul Maqdis atau Yerusalem. Teori ini tidak hanya relevan bagi kawasan Timur Tengah tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi negara seperti Indonesia dalam memahami geopolitik berbasis nilai dan spiritualitas.

### **Apa Itu "Circle of Baraka"?**

"Circle of Baraka" adalah konsep yang menggambarkan Baitul Maqdis sebagai pusat kekuatan spiritual dan berkat yang memancar ke seluruh dunia. Dalam tradisi Islam, Baitul Maqdis dianggap sebagai tempat yang diberkati (baraka), yang memancarkan pengaruh spiritual ke berbagai lapisan geografis di sekitarnya. Konsep ini menciptakan sebuah "lingkaran baraka," atau area pengaruh suci, yang melampaui batas-batas fisik dan geopolitik.

Teori ini mengintegrasikan dimensi spiritual dengan realitas geopolitik, menunjukkan bahwa pengaruh suatu wilayah tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer atau ekonomi, tetapi juga oleh makna spiritual yang melekat padanya. Baitul Maqdis, sebagai salah satu kota paling suci dalam Islam, Yahudi, dan Kristen, menjadi contoh konkret bagaimana tempat suci bisa memiliki dampak yang luas dalam konteks geopolitik.

### **Dimensi Spiritual dalam Geopolitik**

Dalam konteks "Circle of Baraka," geopolitik tidak hanya dilihat sebagai permainan kekuasaan antar-negara, tetapi juga sebagai ekspresi dari dinamika spiritual yang mempengaruhi hubungan antar-bangsa. Baitul Maqdis memiliki arti penting bagi banyak agama dan bangsa, sehingga pengaruhnya melampaui kepentingan nasional menjadi kepentingan global. Lingkaran berkat ini menciptakan ikatan spiritual yang kuat di antara umat beragama, yang pada akhirnya mempengaruhi hubungan internasional.

Dalam perspektif ini, geopolitik tidak bisa dipisahkan dari spiritualitas. Nilai-nilai spiritual yang berasal dari tempat-tempat suci seperti Baitul Maqdis berperan penting dalam membentuk identitas nasional dan regional. Dalam hal ini, Baitul Maqdis bukan hanya pusat agama, tetapi juga pusat geopolitik yang berpengaruh dalam menjaga keseimbangan kekuatan dan perdamaian di wilayah sekitarnya.

### **Pelajaran dari Baitul Maqdis untuk Indonesia**

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki ikatan spiritual yang kuat dengan Baitul Maqdis. Meskipun secara geografis Indonesia berada jauh dari Timur Tengah, namun ikatan spiritual ini tetap memiliki dampak yang signifikan terhadap kebijakan luar negeri dan pandangan geopolitik Indonesia.

Pelajaran utama yang bisa diambil dari teori "Circle of Baraka" adalah pentingnya mempertimbangkan dimensi spiritual dalam kebijakan geopolitik. Indonesia, dengan Pancasila sebagai dasar negara yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, dapat menerapkan pendekatan serupa dalam melihat peran spiritualitas dalam membentuk hubungan internasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline