Lihat ke Halaman Asli

Dimas Jayadinekat

Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Menyuarakan Keresahan Lewat Cerita: Pentingnya Film dan Sastra Sebagai Media Kritik Sosial

Diperbarui: 4 Januari 2025   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya Film dan Sastra Sebagai Media Kritik Sosial, Photo by Ivan Samkov: pexels.com

Dalam dunia yang semakin kompleks, film dan sastra memiliki peran yang tak tergantikan sebagai media untuk menyuarakan keresahan masyarakat. 

Film dan sastra menjadi cermin sosial yang memproyeksikan berbagai persoalan, mulai dari ketidakadilan, kemiskinan, hingga isu-isu lingkungan. 

Dengan cara yang halus namun kuat, karya-karya kreatif ini mampu menggugah kesadaran kolektif dan mendorong perubahan.

Film Sebagai Media Kritik Sosial

Film adalah salah satu media paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial. Melalui narasi visual yang emosional, penonton dapat memahami isu yang diangkat tanpa merasa sedang digurui. 

Misalnya, film Parasite karya Bong Joon-ho berhasil menggambarkan ketimpangan sosial di Korea Selatan dengan cara yang brilian dan menyentuh. 

Film ini tidak hanya mendapat pengakuan internasional, tetapi juga memicu diskusi global tentang kesenjangan ekonomi.

Di Indonesia, film seperti Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak karya Mouly Surya menghadirkan perspektif tentang perempuan dan kekerasan di pedesaan. 

Film ini, seperti dikutip dari The Guardian, "membangkitkan diskusi tentang patriarki yang masih mengakar di masyarakat Asia."

Dengan karya semacam ini, film menjadi medium yang mampu menyuarakan keresahan yang sering kali terpinggirkan.

Sastra sebagai Suara Kaum Marjinal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline