Lihat ke Halaman Asli

Dimas Jayadinekat

Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Debat Pilkada Jakarta 2024, Sejauh Mana Budaya Betawi akan Mereka Kembangkan?

Diperbarui: 7 Oktober 2024   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi KPU Provinsi DKI Jakarta

Debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 telah berlangsung malam tadi, Minggu (6/10/2024) pukul 19.00 WIB, di grand ballroom Jakarta International Expo (JIExpo) Convention Centre and Theatre, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Tiga kandidat hadir melakukan "diskusi" dalam acara debat pilkada 2024 tersebut dan semuanya tampil normatif, kalem, damai, tak ada kesan "saling serang" selayaknya acara sejenis yang begitu seru karena biasanya terjadi debat kusir belaka.

Jika saya coba melihat dari beragam sudut pandang, baik secara awam maupun keilmuan, baik ilmu psikologi atau berujung pada pengalaman ketika tampil sebagai pembicara publik, akan terlihatlah siapa yang paling siap dan sempurna penampilannya.

Mungkin Anda punya penilaian berbeda, namun jika saya menilainya secara obyektif dari sudut pandang sendiri, Ridwan Kamil dan Rano "Doel" Karno yang paling santai serta komunikatif. Bisa jadi karena mereka berpengalaman jadi Gubernur.

Terlihat pula bagaimana RK tampil ngemong ketika Suswono tidak mampu menyelesaikan pantun karena keterbatasan durasi bicara.

Pramono Anung bukan berpenampilan buruk, namun gaya bicaranya sebagai mantan "Ring 1" pemerintah dan kader partai sejati masih terlihat kental. Normatif, diplomatis, dan teoritis, meski tetap ada upaya kuat serta layak untuk menjadi calon Gubernur.

Sementara pasangan Darma Pongkrekun dan Kun Wardhana, sepertinya memang belum terlalu layak menjadi pemimpin rakyat Jakarta, mohon maaf.

Penampilan Doel, mengenai eksistensi kebetawiannya yang kental sudah tak perlu diragukan. Gaya bicara dan dialeknya menunjukkan bahwa dirinya layak disebut intelektual asli Betawi.

Namun di sisi lain, RK juga berusaha meyakinkan masyarakat Jakarta terkhusus warga etnis Betawi yang dianggap sebagai pribumi, bahwa dirinya sangat peduli tentang Jakarta dan khususnya Budaya Betawi.

Terutama saat sebuah pertanyaan dibacakan oleh host mengenai budaya Betawi yang diurainya berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline