Lihat ke Halaman Asli

Dimas Jayadinekat

Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Sunflower (3), The Battle of Bunga Matahari

Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

desain pribadi

Acara seminar, pelatihan, atau hal sejenisnya, buat Matahari adalah sesuatu yang membosankan. Dia orang kreatif yang "hiperaktif" dan paling suka melakukan aktivitas menulis, ditambah lagi aslinya Matahari ini orang yang koplak dan seenak udelnya. Jadi aktivitas yang banyak diamnya terasa begitu menyiksa baginya. Kalaupun dia bisa diam saat menulis, maka harus diselingi koprol setiap 3 jam, eh nggak gitu juga sih. Yang penting  dia harus bergerak.

Meski tersiksa dan tak bisa diam, Matahari masih mampu menyimak setiap detil dari presentasi materi yang disampaikan, bahkan dari sana jika ada hal yang belum dimengerti atau dirasakan tidak tepat, pasti ia akan bertanya serta menanggapi.

Hal yang sama juga terjadi dengan Bunga, meski berbeda dengan kondisi Matahari, ia juga "cerewet" alias banyak bertanya. Maka suasana menjadi seru oleh ulah mereka berdua.

Begitu pula saat terjadi Forum Group Discussion (FGD) yang malam itu mengambil tema "Kepemimpinan Karang Taruna di Tengah Masyarakat".

"Karang Taruna ini kan organisasi kepemudaan resmi dan juga dengan kaitannya mengenai pembahasaan kita mengenai kepemimpinan, akhirnya timbul pertanyaan dalam diri saya. Dan yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana kader Karang Taruna bisa menjadi pemimpin pemuda dan perilakunya diteladani kalau masyarakat sendiri belum banyak yang tahu tentang kiprah serta manfaat dari kegiatannya? Bagaimana menurut Anda saudari Bung A?" tanya Matahari sedikit mencecar disertai senyuman dan tawa kecil dari peserta lain karena sebutan Bung A.

"Sebenarnya hal itu sudah sempat dijelaskan di makalah kami tadi meski belum eksplisit. Dan nama saya Bunga, bukan Bung A, saudara Matahari," ungkap Bunga tegas.

"Lho, kita kan lagi FGD. Jawabannya harus eksplisit, detil dan praktis dong," kejar Matahari.

"Siapa yang mengharuskan?" tanya Bunga.

"Saya, kan itu pertanyaan dari saya. Anda tidak menyimak ya?" Cecar Matahari.

Sementara yang lain sudah mulai resah, ada yang garuk-garuk kepala, garuk-garuk tembok, garuk Pedagang Kaki Lima...eh..pokoknya semua sudah mulai mencari kesibukan untuk mengalihkan dari diskusi mereka yang sudah mengarah ke debat kusir antara Bunga dan Matahari.

"Saya bukannya tidak menyimak, mungkin Anda yang tidak menyimak. Karena di materi presentasi kami seharusnya, sudah cukup jelas," Bunga tak mau kalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline